Home Ekonomi Di Tengah Pandemi, Merk Berkomunikasi dengan Konsumen Indonesia

Di Tengah Pandemi, Merk Berkomunikasi dengan Konsumen Indonesia

Jakarta, Gatra.com – Pandemi COVID-19 yang menghantam Indonesia awal tahun lalu membuat situasi menjadi rumit bagi pembuat iklan dan merk. Sejumlah merk memikirkan kembali bagaimana membuat iklan-iklan yang baik pada bulan Ramadan. 

Hasilnya, tema-tema yang sebelumnya ada menjadi berkembang, merk memikirkan kembali bagaimana menghadirkan emosi dan koneksi yang lebih dalam namun secara berbeda melalui iklan-iklan mereka. 

Kantar Indonesia pun mengidentifikasi tema umum yang menjadi karakteristik iklan-iklan Ramadan yang paling disukai di tahun 2021, dengan bereksperimen dan mencoba untuk lebih berani dalam iklan mereka. 

Managing Director Kantar Indonesia, Insights Division, Suresh Subramanian mengatakan dengan keseimbangan yang tepat antara kreatifitas, relevansi, dan pandangan yang berbeda atas pandemi dan Ramadan tahun ini, audiens dapat melihat iklan-iklan bertema fantasi. Sebagai sumber hiburan dan pelarian mereka dari kenyataan.

“Dalam situasi sulit ini, merk membagikan cerita menghangatkan hati mengenai lingkungan terdekat dan bagaimana perbuatan baik dapat dimulai dari orang-orang dekat di sekitar kita. Iklan-iklan yang menunjukkan ‘kebaikan di rumah’ sebagai pendekatan kebaikan yang bijaksana dan autentik secara sukses telah membuat iklan lebih mudah diingat dan disukai,” katanya dalam keterangannya, Jumat, (16/7). 

Suresh menyebut tahun ini, Kantara Indonesia melihat beberapa merk mencoba untuk memberi definisi atas ‘koneksi hari ini’ melalui cara yang sama sekali baru, sentimental, dan terlihat aneh. 

“Melalui iklan-iklan mereka yang menyenangkan, merk mengalihkan perhatian audiensnya dari hal-hal buruk yang sedang terjadi di dunia. Mereka menunjukkan bahwa jika ingin, kita dapat terkoneksi secara personal dengan orang-orang yang kita cintai,” katanya.

Dikatakan bahwa beberapa iklan menunjukkan bagaimana mereka dapat mengatasi situasi sulit dengan cara mengubah perspektif mereka. Merk menemukan keseimbangan yang tepat antara ketegangan dengan hasil yang positif. 

“Di akhir iklan, brand menawarkan sudut pandang yang baru dan membangun berdasarkan hal positif dan daya tahan,” katanya.  

Suresh menyebut dalam Kantar Indonesia Most Loved Ramadan Ads 2021, berbicara kepada 1.000 konsumen untuk mengidentifikasi iklan Ramadan, mana yang paling disukai dan untuk memahami bagaimana iklan-iklan tersebut terlihat menonjol, dan terkoneksi secara dalam dengan konsumen. 

“Hasil menunjukkan bahwa di Ramadan 2021 ini, iklan dengan pelintiran cerdas dan menarik yang dikombinasikan dengan ide-ide yang berani, imaginatif, dan dekat dengan hati konsumen terlihat menonjol,” katanya. 
 
Kantar Indonesia mempersembahkan penghargaan ‘Most Loved’ Indonesian Ramadhan Ad, yakni Grab memenangkan penghargaan sebagai iklan Ramadan ‘Most Loved’ dan ‘Most Unique’ di Indonesia. 

Iklan ‘Indonesia Bisalah’ yang berani dan eksperimentatif memenangkan hati konsumen Indonesia melalui humornya. Hal itu menunjukkan bagaimana Grab dapat memberikan solusi melalui berbagai layanan mereka. 

“Demonstrasi yang berlebihan atas permasalahan pelanggan dan solusi yang ditawarkan terlihat lucu dan unik pada saat yang sama,” katanya. 

Suresh juga mengatakan bahwa tahun ini, Ramadan menjadi lebih sosial karena orang-orang Indonesia mencari kesenangan dari kelelahan atas pandemi. Tidak mengherankan jika iklan-iklan dengan tema fantasi dan humor yang dapat mengurangi beban mental mereka merupakan iklan-iklan yang paling disukai konsumen.

Head of Creative of Kantar, Asia Pacific Irene Joshy, menilai  beberapa yang terbaik dari iklan di Indonesia ini merefleksikan pergeseran yang kita lihat dalam dunia periklanan global. 

“Keinginan untuk kembali ke budaya, komunitas, dan kesejahteraan diri kita sendiri mempengaruhi sifat tema, pesan, and narasi dari iklan itu sendiri,” katanya. 

Direktur Qualitative dan Cretaive Kantar Indonesia, Nitin Sharma, menyatakan, tahun ini bahkan lebih sulit untuk membuat konten yang lebih menarik dan progresif. Iklan-iklan perlu bekerja keras untuk tetap relevan dan berbeda di bawah aturan kreatifitas baru – untuk menjadi simbol atas ketahanan dan kasih sayang, untuk berbicara secara masuk akal (ataupun tidak masuk akal). 

“Dan untuk menyajikan konten humanis untuk mendorong pesan dan pengalaman yang lebih personal,” ujarnya.

Creative Lead Kantar Indonesia, Ummu Hani menyebutkan di tengah pandemi, Ramadan selalu menjadi titik untuk tumbuh bagi marketer. Melalui konten yang berarti dan berbeda, merk dapat selalu relevan dan memberikan nilai untuk konsumennya. 

“Meskipun tema klise pandemi tidak lagi bekerja dengan baik. Menjadi hal yang penting bagi merk untuk memahami sentimen konsumen untuk membuat cerita yang dapat beresonansi dengan baik,” katanya.

167