Home Kesehatan Kematian Melonjak, BPBD Banyumas Tambah Tim Pemulasaran

Kematian Melonjak, BPBD Banyumas Tambah Tim Pemulasaran

Banyumas, Gatra.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah menambah personel dan jumlah tim pemulasaran jenazah Covid-19. Langkah ini dilakukan lantaran melonjaknya jumlah pasien Covid-19 atau pasien suspek yang meninggal akhir-akhir ini.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Banyumas, Titik Puji Astuti mengatakan beban kerja yang tak terhitung ini membuat tim pemulasaran jenazah kewalahan. Terhitung ada empat orang yang terpapar Covid-19. Salah satunya, bahkan meninggal dunia, pada Sabtu (17/7).

Paparan virus Corona mudah terjadi kepada orang dalam tekanan tinggi, atau kelelahan. Sementara, relawan pemulasaran jenazah Covid-19 seringkali bekerja di luar batas kemampuan mereka.

Untuk mengantisipasi kejadian serupa, dilakukan penambahan jumlah tim pemulasaran. Saat ini, BPBD memiliki tiga tim. BPBD juga dibantu tim pemakam dari Batalyon 405/SK Wangon sebanyak dua tim, Kodim 0701 Banyumas satu tim, Linmas dua tim, Satpol PP Banyumas dua tim, dan Muhammadiyah Disaster Management Center satu tim.

“Sekarang tim bertambah dari Kecamatan Gumelar dan Sumpiuh masing-masing satu tim. Tim pemulasaran Kecamatan Gumelar melayani jenazah di wilayah Lumbir, Wangon dan Pekuncen,” ucap dia, Minggu (18/7).

"Dari Gumelar sudah mulai memakamkan, ada tiga jenazah yang sudah dimakamkan," lanjutnya.


Titi mengemukakan, selain menambah jumlah, BPBD juga memberlakukan waktu istirahat. BPBD akan memberlakukan sehari bertugas dan sehari off untuk anggota tim agar bisa beristirahat. Sebelumnya, tim pemulasaran tidak memiliki waktu istirahat yang cukup karena nyaris tak pernah libur.

"Vaksin sudah semua, kecuali yang tidak direkomendasi dokter, vitamin kami kasih, dan sekarang dengan adanya beberapa relawan kita usahakan ada waktu istirahat," ujarnya.

Menurutnya, tim pemulasaran jenazah pasien Covid-19 termasuk pekerja dengan risiko tinggi. Terlebih, jumlah jenazah belakangan melampaui kemampuan tim.

Dalam sehari, mereka pernah kebanjiran 62 jenazah yang harus dimakamkan sekaligus. Dari jumlah itu, masih menyisakan 12 jenazah yang kemudian dimakamkan keesokan harinya. Padalah, keesokan harinya pun masih ada jenazah tambahan yang harus dimakamkan.

Tak jarang mereka harus memakamkan hingga tengah malam, bahkan sampai subuh. Ini terus berjalan setiap hari sejak kasus Covid-19 meningkat signifikan.

Jumlah jenazah yang dimakamkan menggunakan protokol khusus tidak hanya berlaku untuk pasien yang terkonfirmasi positif, namun juga mereka yang berstatus suspek. Karena itu, data jenazah yang dimakamkan berbeda dengan data kematian pasien positif Dinas Kesehatan.

"Belum lagi jenazah dari luar kota, pernah jumlahnya mencapai 8, dan yang suspek pernah sampai 10," ujarnya.

1390