Tokyo, Gatra.com - Toyota Motor Corp. tidak akan menyiarkan TV commercial (iklan TV) terkait dengan Olimpiade Tokyo di Jepang. Presiden Toyota, Akio Toyoda juga tidak akan menghadiri upacara pembukaan Jumat mendatang.
Pernyataan yang disiarkan Senin (19/7) ini diduga merupakan upaya perusahaan otomotif yang menjadi salah satu sponsor terbesar Olimpiade ini agar tidak terimbas citra buruk gara-gara pesta olahraga itu. Pemerintah Jepang memutuskan melaksanakan Olimpiade meskipun mendapat tentangan publik yang sangat kuat ditengah kekhawatiran penyebaran virus Corona lebih luas.
Toyota sudah menyiapkan sejumlah iklan komersial di TV yang menampilkan atlit-atlit berlaga dalam pertandingan. Namun dalam sebuah taklimat online, Toyota Chief Communication Officer Jun Nagata menyiratkan Olimpiade Tokyo sedang berproses menjadi acara yang sulit untuk mengumpulkan dukungan karena "berbagai alasan." "Kami akan mendukung penuh para atlet dan berkontribusi untuk pesta olahraga ini dengan menyediakan kendaraan dan dukungan lainnya," tandas Nagata seperti dilaporkan Kyodo.
Olimpiade kali ini berbeda dengan sebelumnya. Tokyo sedang diamuk pandemi dan penonton dilarang hadir di venue pertandingan.
Toyota menyiapkan 3340 unit kendaraan selama Olimpiade, lebih sedikit dari yang direncanakan semula sebanyak 3700 unit. Karena kendaraan untuk penonton tidak diperlukan lagi. Lebih dari 90 persen mobil menggunakan teknologi fuel cell dan mobil listrik. Toyota juga membatalkan banyak acara untuk promosi mobil-mobilnya dan teknologi yang menyertainya. Gara-gara keputusan penyelenggara untuk menyelenggarakan pertandingan tanpa penonton. Pandemi telah mengubah situasi para sponsor yang semula berharap dapat meingkatkan citra perusahaan lewat Olimpiade.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dan penyelenggara Olimpiade berulang kali berjanji membuat Olimpiade "aman dan terjamin" tetapi jajak pendapat media menunjukkan publik tidak yakin. Dalam jajak pendapat Kyodo News akhir pekan, 87,0 persen responden khawatir tentang Tokyo yang menjadi tuan rumah di tengah pandemi dan 31,2 persen mengatakan Olimpiade harus dibatalkan.
