Home Teknologi Perlu Terobosan Inovasi untuk Mencapai 23 Persen EBT di 2025

Perlu Terobosan Inovasi untuk Mencapai 23 Persen EBT di 2025

Jakarta, Gatra.com -  Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tengah mengkaji Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dalam upaya dekarbonisasi sumber energi menuju net zero emission.

Berdasarkan laporan milik BPPT, hingga saat ini di Indonesia masih baru mencapai angka 13,3 persen dalam pemanfaatan energi baru terbarukan. Angka tersebut dianggap masih perlu dinaikan dengan beberapa terobosan dan inovasi.

Sejatinya Indonesia sudah menetapkan target pemanfaatan EBT hingga mencapai 23 persen di tahun 2025. Sedangkan menurut BPPT jika di telaah dengan kondisi saat ini, kemungkinan pada tahun 2025 pemanfaatan EBT baru mencapai 14,6 persen. 

Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material (TIEM) Eniya Listiani Dewi menyebut perlu adanya urgensi terobosan yang dilakukan kolaborasi antar Industri, Pemerintah, dan Bantuan dari Masyarakat. 

“Kami sudah melakukan beberapa upaya untuk renewable energy menuju net zero emission,” kata Eniya dalam Webinar Pekan Inovasi Energi BPPT 2021 secara virtual, Rabu (28/7).

Salah satu yang dilakukan BPPT adalah pengembangan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas (PLTP) di Indonesia

Eniya menyebut, pIhaknya bekerja sama dengan Kementerian ESDM. Telah melakukan pemetaan terkait Plant Sites pemanfaatan EBT. 

Eniya mengatakan pengembangan PLTP sudah terumus dengan baik melalui peta jalan PLTP 2020 hingga 2024.

“Kita juga harap dalam Priotitas Riset Nasional (PRN) bisa dilakukan mulai dari Feasibility Study di tahun ini hingga Pungujian Kehandalan Sistem PLTP di tahun 2024. Kita harap PLTP ini bisa menjadi pengungkit dari net zero emission dan pemanfaatan EBT,” tuturnya.

Eniya juga menyebut bahwa tetap melanjutkan invovasi Bahan Bakar Nabati (BBN). Saat ini BPPT tetap melakukan pengawalan terhadap B30 dalam memastikan bahan bakar tersebut berkualitas dan sesuai  Standar Nasional Indonesia (SNI), memiliki material yang kompatibel, dan dilakukan dengan teknik pencampuran yang akurat dan homogen.

“Kita juga sudah mengeluarkan buku pedoman untuk industri jika melakukan treatmen terhadap biodiesel yang digunakan,” ujarnya.

167