Home Kesehatan Kerap Terjadi ‘Rebutan’ Jenazah Covid-19, Pemkab Latih Petugas Pemulasaraan Desa

Kerap Terjadi ‘Rebutan’ Jenazah Covid-19, Pemkab Latih Petugas Pemulasaraan Desa

Wonosobo, Gatra.com– Kecurigaan terhadap pemulasaraan jenazah Covid-19 kerap memicu masalah, tak terkecuali di Wonosobo, Jawa Tengah. Baru-baru ini terjadi rebutan jenazah Covid-19 antara keluarga dan petugas pemulasaraan.

Petugas bersikukuh agar jenazah dipulasarakan dengan prokes. Sebaliknya, keluarga enggan menerapkan prokes untuk memulasarakan jenazah Covid-19 tersebut. Peristiwa itu diceritakan oleh Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar. "Baru-baru ini, sering terjadi rebutan jenazah, rebutan pemulasaraan prokes dan non prokes antara keluarga dan petugas kesehatan," katanya, dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis malam (5/8).

Gus Albar, sapaan akrabnya, mengatakan penanganan kasus kematian akibat Covid-19 sering menimbulkan permasalahan lainnya. Pangkalnya adalah belum adanya pemahaman penanganan jenazah Covid-19 harus dilakukan oleh petugas terlatih.

Karena itu, pemerintah memberikan pelatihan pemulasaraan jenazah hingga ke tingkat desa bekerja sama dengan MUI dan organisasi keagaamaan lainnya. Tujuannya yakni untuk melatih bagaimana pemulasaraan yang baik dan benar sesuai aturan agama dan pemerintah. "Kita sudah melakukan patihan-pelatihan pemulasaraan jenazah bekerjasama dengan MUI dan juga organisai keagaman, bagaiman cara pemulasaraan jenazah yang benar, sehingga jangan sampai terjadi lagi rebutan jenazah antara keluarga dan petugas dari rumah sakit," ucap dia.

Gus Albar juga mengajak agar masyarakat tetap menjaga diri dan keluarga dari paparan virus ini. Gus Albar meminta masyarakat untuk tetap mengedepankan kepedulian terhadap sesama dan gotong royong dalam upaya bersama menghadapi pandemi Covid-19 di Kabupaten Wonosobo yang belum mereda.Seperti diberitakan sebelumnya, kasus konfirmasi positif Covid-19 dengan angka kematian yang tinggi di Kabupaten Wonosobo, menjadi perhatian khusus dari pemerintah.

Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat menduga banyaknya kasus kematian karena Covid-19 di Kabupaten Wonosobo salah satunya diakibatkan oleh terlambatnya penanganan. Warga yang terpapar datang ke fasilitas kesehatan setelah keadaan mereka sudah dalam kondisi yang parah. "Sehingga di kabupaten Wonosobo yang meninggal banyak ini rata-rata orang yang datang ke Rumah Sakit dalam kondisi sudah sakit agak berat, tetapi dia bukan isoman, kalau isoman jelas datanya, nah ini artinya sakit tapi tidak terpantau sehingga fatal," katanya, dalam keterangannya, Rabu malam (4/8).

Sebab itu, bupati meminta agar masyarakat mengerti betapa bahayanya virus ini. Dengan demikian, masyarakat bisa mengantisipasi dengan tetap menjaga kesehatan masing-masing serta saling membantu dan mengingatkan untuk tetap disiplin prokes dan himbauan pemerintah. Dia juga meminta masyarakat membantu pemerintah menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi, baik terhadap penanganan virus maupun efek yang ditimbulkan akibat pandemi ini.

Afif juga mengajak masyarakat agar tetap waspada terhadap penyebaran Covid-19 terutama varian Delta yang sangat mudah menyebar dan menular. Masyarakat diminta untuk mengenali gejala-gejala yang ditimbulkan jika terpapar virus tersebut.

1439