Home Kesehatan Pandemi Bikin Milenial Terpapar Istilah Bioteknologi

Pandemi Bikin Milenial Terpapar Istilah Bioteknologi

Jakarta, Gatra.com - Ketua Ikatan Program Studi Bioteknologi Indonesia (IPSBI), Dr. Sulistyo Emantoko, menyatakan bahwa selama mewabahnya pandemi Covid-19 ini, istilah-istilah dari bidang ilmu bioteknologi kesehatan lebih banyak dikenal oleh masyarakat luas.

“Di kondisi pandemi ini, ada banyak istilah-istilah yang sering digunakan di bioteknologi kesehatan. Misalkan, tes PCR. Itu adalah salah satu teknik di bioteknologi untuk memperbanyak DNA. Itu adalah hal yang umum kita gunakan di bioteknologi kesehatan,” ujar Sulistyo dalam sebuah media briefing yang digelar secara daring pada Selasa, (10/8/2021).

PCR atau polymerase chain reaction merupakan cara pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi adanya materi genetik dari suatu sel, bakteri, atau virus. Selama masa pandemi Covid-19, PCR kerap digunakan untuk mendeteksi material genetik virus korona. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah seseorang positif terinfeksi Covid-19 atau tidak.

Yang berikutnya, Sulistyo mencontohkan vaksin. Menurutnya, bioteknologi berandil besar dalam pembuatan vaksin, baik itu dari segi produksi maupun penggunaan mikroorganisme secara menyeluruh atau sebagian. Produk-produk tersebut saat ini mudah ditemui dalam bentuk vaksin-vaksin yang sudah beredar luas.

Vaksin AstraZeneca, sebagai contoh, diproduksi dengan cara menggunakan ‘sel penghasil’ hidup yang diambil dari garis sel manusia yang diciptakan kurang lebih 50 tahun lalu, seperti dilansir di laman resmi vaksin tersebut.

“Jadi, pandemi ini membuat satu hal yang lebih memudahkan kita. Mungkin generasi milenial sudah banyak ‘terpapar’ istilah-istilah bioteknologi. Itu akan memudahkan kita dengan sedikit manfaatnya ke depan di bioteknologi kesehatan,” ujar Sulistyo.

“Saya yakin banyak yang tertarik untuk mengaplikasikan bioteknologi kesehatan dalam masa depan mereka, entah mereka sebagai pelaku atau mereka nanti langsung menggunakan prodak-prodak bioteknologi kesehatan,” tutup Sulistyo.

313