Home Kebencanaan Ada Aroma 'Mistis' Dibalik Hilangnya Bocah di Riau

Ada Aroma 'Mistis' Dibalik Hilangnya Bocah di Riau

Kampar, Gatra.com - Misteri hilangnya bocah berumur dua tahun asal Kabupaten Kampar, Riau, masih menjadi teka-teki. Pasalnya sejaknya dinyatakan hilang pada Senin (9/8) hingga saat ini rimbanya belum diketahui dimana.

Tak heran usai 2 minggu bocah bernama Sakiya Rafifa itu hilang isu pun kian berseliwaran ditengah-tengah warga disana. Ada yang menyebut bocah itu hilang di tepi sungai dan tenggelam hingga diculik Orang tak dikenal (Otk), bahkan konon katanya bocah itu diambil oleh mahluk astral.

Awal cerita bocah yang merupakan anak pasangan dari Muhammad Islami dan Riska Fadela dinyatakan hilang tak jauh dari rumahnya di Desa Terantang Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau. Saat itu, korban diketahui sedang bermain di halaman rumah yang berada di Dusun III Pantai Pulau.

Sebenarnya tak lama setelah dinyatakan hilang, Tim SAR gabungan sempat diturunkan untuk membantu mencari keberadaan korban bahkan sudah lebih dari sepekan lamanya pencarian dilakukan namun tak kunjung membuahkan hasil, hingga akhirnya pencarian itu pun ditutup.

Paman korban Nazarudin kepada Gatra.com mengatakan Tim SAR sudah lama melakukan pencarian namun belum membuahkan hasil. "Untuk ke-rumah kami sendiri sudah banyak orang pintar (dukun,-red) yang menyebut kalau Sakiya diambil oleh kuntilanak," ujar Nazarudin.

Nazarudin menyebut, selain dukun yang kian silih berganti datang kerumahnya beberapa orang yang memiliki indra ke-enam juga sudah beberapa kali datang kerumah milik mereka, namun lagi-lagi para orang pintar itu menyebut kalau Sakiya sudah diambil oleh mahluk gaib.

Meski demikian Nazarudin tak ingin dirinya dan keluarga berpikiran yang tidak-tidak, karena dirinya masih menaruh curiga kalau keponakannya itu justru hilang di ambil oleh Otk.

"Mengingat saat itu Sakiya sedang bermain didepan rumah, ditambah lagi di rumah tersebut dekat dengan pasat tradisional setempat, yang artinya cukup banyak orang yang melintas di rumah kami ini," ungkapnya.

Lebih lanjut Nazarudin mengatakan, sempat ada dugaan kalau keponakannya jatuh ke sungai namun kecurigaan itu kembali kandas mengingat, jarak rumah dan sungai terdekat berjarak 100 Meter.

"Kalau terseret sungai, tidak mungkin. Bahkan tim SAR sudah mencari dan menyusuri aliran sungai Kampar hingga ke Teratak Buluh tapi tak ketemu juga," ucap Nazarudin.

Hilangnya balita tersebut membuat keluarga sempat putus asa. Bahkan untuk menemukan korban, saat ini pihak keluarga justru mengadakan sayembara. Bagi yang menemukan korban baik dalam keadaan hidup maupun meninggal akan diberikan hadiah sebesar Rp20 juta.

"Saya akan berikan imbalan hingga Rp20 juta dari uang pribadi saya, bagi warga yang menemukannya," katanya.

Terpisah Kapolsek Tambang, Iptu Mardani saat dihubungi melalui selulernya menyebutkan, saat ini kepolisian masih mencari keberadaan korban. Perihal ada berbagai macam dugaan dan teori liar itu yang beredar di tengah masyarakat dirinya tak ambil pusing, pasalnya pihaknya hanya fokus untuk melakukan pencarian dan penyelidikan atas dugaan sekecil apapun yang menyebabkan Sakiya hilang dari rumah.

"Dari Kanit Intel, Reskrim sampai Bhabinkamtibmas kita kerahkan untuk mencari korban," kata Mardani. 

Mardani tak menyangkal adanya isu makhlul halus yang berseliwiran di masyatakat soal hilangnya korban. Meski begitu, polisi tetap fokus pencarian dan penyelidikan terkait hilangnya balita tersebut.

"Iya ada isu hilang ajaib, misterius. Makanya kita lakukan pencarian sama-sama. Untuk sayembara juga kami sudah dapatkan info, keluarga buat sayembara ditemukan hidup atau mati. Kami fokus penyelidikan di lokasi untuk juga menemukan," katanya.

Masih kata Mardani, hingga saat ini keluarga korban sendiri memang belum membuat laporan secara  resmi terkait hilangnya korban. Namun, kepolisian tetap melakukan proses pencarian dilakukan bersama dengan jajaran Polsek dan Tim SAR.

10187