Home Kesehatan Kanker Paru Peringkat 1 Mengancam Laki-Laki di Indonesia

Kanker Paru Peringkat 1 Mengancam Laki-Laki di Indonesia

Jakarta, Gatra.com - Di Indonesia, angka penderita penyakit kanker paru meningkat dari sebelumnya 30.023 pada tahun 2018, menjadi 34.783 pada tahun 2020. Angka kematian akibat kanker paru juga meningkat dari sebelumnya 26.069 pada 2018, menjadi 30.843 pada tahun 2020

Penyakit kanker paru di Indonesia juga masih berada di peringkat 1 yang mengancam laki-laki atau setara 8,8 persen. Ancaman terhadap laki-laki lebih tinggi 20 banding 1 daripada perempuan. Sementara pada perempuan sendiri, kanker paru berada di posisi ke-4.

Dokter Spesialis Patologi Anatomi RS Dharmais, Evelina Suzanna, mengatakan, kanker paru menyebar secara merata di semua provinsi di Indonesia. Di rumah sakit Dharmais misalnya, para pasien penyakit kanker paru menempati posisi tertinggi di antara penyakit kanker lain.

"Harapan hidup per 1000 hari semakin sedikit. Yang tersisa dalam 5 tahun cuma sekitar 3-4 orang dari sekitar 100 penderita penyakit tersebut," kata Evalina dalam acara webinar yang digelar Hari Kanker Sedunia 2021, Kamis (26/08).

Menurut Evalina, jumlah kanker paru akan terus meningkat apabila masyarakat tidak melakukan tindakan pencegahan, kepedulian, dan deteksi dini dari penyakit tersebut. 

"Kita harus semakin memperhatikan karena penyakit ini bisa dimulai di usia yang sangat muda, sekitar usia 30 tahun, dan naik berkali-kali lipat sesuai pertambahan usia," ucapnya.

Evalina melanjutkan, hingga saat ini, penyebab terjadinya kanker paru adalah aktivitas merokok. Di Indonesia sendiri memiliki jumlah perokok aktif yang sangat tinggi. Tak heran, kata dia, kanker paru masih meroket di Indonesia.

Rokok akan menyebabkan kerusakan terhadap sel DNA seseorang. Maka seseorang yang merokok dari usia belasan tahun tak pelak lagi akan mengalami kerusakan sel DNA di usia lanjutnya.

Adapun gejalanya mencakup: batuk berkepanjangan, gangguan pernapasan kelelahan, nyeri dada, darah pada dahak, penurunan berat badan dan nafsu makan, pusing atau nyeri pada pasien kanker paru dengan penyebaran ke tulang atau otak.

Kanker nantinya akan dideteksi, bisa melalui tiga cara, meliputi foto thorax, CT Scan, PET Scan, dan MRI. Tindakan pengambilan sampel untuk melakukan pemeriksaan jenis sel kanker. 

"Setelah dilakukan pengambilan sampel akan diproses dan dikirimkan ke laboratorium patologi dan dilakukan sampel lagi secara paralel," kata Evalina.

Evalina menyebut, berdasarkan definisi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dikatakan bahwa pertumbuhan dari sel kanker dapat menyebar di mana pun di tubuh dan menginfeksi metastasis. Namun, proporsi ini sesungguhnya bisa disembuhkan dengan pembedahan radiasi. 

"Dengan catatan hal itu dilakukan sejak awal apabila ditemukan sel kanker pada deteksi dini," ucapnya.

958