Home Kesehatan Gangguan Kesuburan dan Program Kehamilan, Cek dengan Laparoskopi

Gangguan Kesuburan dan Program Kehamilan, Cek dengan Laparoskopi

Surabaya, Gatra.com- Banyak cara dilakukan pasangan agar segera mendapatkan keturunan. Mulai dengan merubah gaya hidup yang lebih sehat dengan komsumsi makanan sehat dan banyak mengandung antioksidan, olahraga dengan intensitas sedang selama 150 menit seminggu, menghindari stress, serta istirahat yang cukup. 

Pasangan dikatakan kurang subur (subfertil) apabila sudah menikah setahun dan melakukan hubungan suami istri secara rutin tanpa menggunakan kontrasepsi dan belum hamil. Hal ini jika usia istri di bawah 35 tahun, apabila usia istri >35 tahun, waktu menunggu tersebut menjadi hanya 6 bulan saja.

Konsultasi dengan dokter kandungan atau ahli fertilitas untuk mendeteksi adanya kelainan atau hal yang dapat menggangu program kehamilan.

Secara umum dokter akan menyarankan pemeriksaan dasar fertilitas, meliputi analisa sperma pada laki-laki, pemeriksaan usg transvagina, dan pemeriksaan HSG pada wanita. Apabula hal ini dianggap belum cukup dan perlu pemeriksaan dan tindakan yang selanjutnya maka salah satu cara yaitu melalui teknik bedah invasif minimal (laparoscopy).

Faktanya, operasi laparoskopi mempunyai peran untuk melakukan diagnosis (mendeteksi kelainan) dan sekaligus bisa melakukan terapi (tindakan operasi), kelainan yang sudah dikoreksi dengan laparoskopi akan meningkatkan kesempatan kehamilan.

Hal tersebut disampaikan dokter Ali Mahmud, SpOG-KFER, dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Konsultan Fertilitas dan Endokrinplogi di Siloam Hospitals Surabaya, pada webinar bertajuk "Peran Laparoscopy dalam Program Kesuburan", Jumat (27/8).

Menurutnya, apabila wanita belum hamil setelah satu tahun menikah dengan melakukan hubungan suami istri secara teratur disarankan untuk konsultasi dengan dokter ahli kandungan terlebih dahulu.

Dokter Ali Mahmud mengatakan, apabila dicurigai salah satu penyebabnya membutuhkan tindakan laparoskopi dan atau histeroskopi, seperti timbul rasa nyeri menjelang dan saat menstruasi. Lalu hidrosalfing atau pembengkakan sauran telur yang berisi cairan.

Hingga dicurigai ada pelengketan di organ reproduksi yang ada dalam rongga perut. Serta kista yang timbul di indung telur, mioma uteri, polip endometrium, dan pendarahan pada rahim yang tidak normal,

Laparoskopi adalah jenis prosedur bedah yang memungkinkan ahli bedah untuk mengakses bagian dalam perut dan panggul tanpa harus membuat sayatan yang besar di kulit. Prosedur ini juga dikenal sebagai operasi lubang kunci atau operasi invasif minimal.

Melalui tindakan laparoskopi dengan menggunakan alat laparoskop, pasien bisa menghindari sayatan besar yang biasa dilakukan pada operasi konvensional. Laparoskop berbentuk seperti sebuah tabung kecil. Alat ini dilengkapi dengan cahaya dan kamera.

"Laparoskopi yaitu melihat ke dalam perut tanpa membedah besar, sering dilakukan untuk prosedur ginekologi dan gangguan fertilitas. Dokter akan mengevaluasi sistem reproduksi wanita termasuk, ovarium, rahim dan saluran tuba, serta beberapa keadaan seperti endometriosis, PCOS, perlengketan pada organ reproduksi bagian sehingga bisa dilakukan tindakan perbaikan jika ditemukan indikasi masalah yang mungkin menghambat fertilitas," paparnya.

Menurut dokter Ali Mahmud, operasi laparoskopi juga dapat membantu mengatasi beberapa kasus seperti halnya hamil di luar kandungan. Juga membantu menegakkan diagnostik yang berhubungan dengan fertilitas, histerektomi atau angkat rahim, endometriosis, kista bahkan prolas uteri.

Sebagai informasi, Laparoskopi di bidang kandungan banyak digunakan untuk mengidentifikasi dan mendiagnosis sumber masalah yang terjadi pada bagian panggul atau perut.

Tindakan ini biasanya dilakukan ketika metode pemeriksaan non-invasif tidak dapat memberikan hasil yang cukup untuk melakukan diagnosis, seperti dengan pemeriksaan USG, CT Scan, dan MRI, misal pada kasus endometriosis.

Di samping untuk diagnosis laparoskopi sekaligus bisa melakukan tindakan terapi, pada kasus mioma uteri misalnya, laparoskopi bisa mengangkat mioma tersebut sama seperti pada operasi konvensional, juga operasi-operasi yang lainnya.

"Laparoskopi dipandang mempunyai lebih banyak keuntungan jika dibandingkan dengan laparatomi, yang antar lain, keluhan nyeri lebih ringan, fungsi pencernaan cepat pulih yang membantu waktu makan lebih cepat, serta menurunkan resiko keloid, infeksi dan pendarahan. Termasuk tentunya bekas luka yang minimal," terang dokter Ali Mahmud.

587