Home Kesehatan Anggaran Kesehatan dalam RAPBN 2022 Dialokasikan Rp255,3 T

Anggaran Kesehatan dalam RAPBN 2022 Dialokasikan Rp255,3 T

Jakarta, Gatra.com - Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Odo R. M. Manuhutu mengatakan anggaran kesehatan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun anggaran 2022 akan dialokasikan sebesar Rp255,3 triliun (T) atau 9,4% dari total belanja negara.

"Kalau kita lihat pada anggaran 2022, lebih dari Rp255 triliun dialokasikan untuk belanja kesehatan. Saya kira ini, pasar ini dapat kita manfaatkan untuk mendukung kemandirian," tuturnya, via Zoom pada webinar bertajuk "Made in Indonesia: Kebangkitan Riset dan Inovasi dalam Pengembangan Industri Alkes dalam Negeri", yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube CokroTV pada Jumat, (3/9).

Odo mengatakan jika anggaran tersebut sebesar 10% atau 20% dari alokasinya untuk Alat Kesehatan Dalam Negeri (AKD), ia beranggapan hal tersebut dapat mempercepat proses-proses industrialisasi. 

"Saya kira kita sudah saatnya, saatnya pada benar-benar serius pertama untuk riset, kemudian memproduksi barang yang memang bisa dibuat di Indonesia," ungkapnya.

Odo mengatakan pemerintah bisa saja sebagai early adopter produk inovasi, yaitu memasukkan produk-produk yang telah dibuat oleh industri AKD yang nantinya sudah tersertifikasi apakah Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) nya atau tersertifikasi dari sisi aspek keselamatannya dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Contohnya, terkait apa yang dilakukan pemerintah yaitu menjadi early adopter dalam menggunakan produk hasil riset dan inovasi dalam negeri. Seperti pada produk GeNose, rapid test RI-GHA-COVID-19, PCR test kit Bio-Cov-19, emergency ventilator hingga mobile lab BSL-2.

"Nah early adopter ini saya kira penting yaitu untuk memberi insentif dari para peneliti Indonesia dan juga industri untuk menciptakan inovasi-inovasi. Jadi setiap pasarnya ada, sekarang hanya bagaimana kita memastikan kita benar-benar fokus mendorong industri dalam negeri untuk meningkatkan kualitas produknya dan dibeli oleh pemerintah," kata Odo.

"Saya kira insentif yang paling mudah diberikan adalah memastikan industri dalam negeri ini memperoleh kepastian produknya dibeli. Katakan untuk satu, dua, tiga, lima tahun ke depan," katanya.

64