Home Internasional Saudi Cegat Rudal Houthi yang Menyerang Ladang Minyak Aramco

Saudi Cegat Rudal Houthi yang Menyerang Ladang Minyak Aramco

Dubai, Gatra.com– Arab Saudi berhasil mencegat rudal balistik dan drone bersenjata yang ditembakkan ke wilayah timur negara itu yang kaya minyak. Peristiwa ini mengakibatkan dua anak terluka karena terkena pecahan rudal.

Dilansir Reuters, Minggu (5/9), kelompok Houthi di Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka menyatakan mengirim enam drone bersenjata dan sebuah rudal untuk menargetkan fasilitas perusahaan minyak Saudi Aramco di Ras Tanura, kota Dammam.

Juru bicara kelompok Houthi, Yahya Sarea mengatakan phaknya juga melancarkan serangan terhadap dua fasilitas Aramco lainnya, yakni di provinsi Jizan dan Najran yang berada di Saudi selatan.

Saudi Aramco tidak segera menanggapi permintaan komentar. Namun, seorang sumber yang mengetahui kejadian ini mengatakan tidak ada dampak pada infrastruktur perusahaan dan serangan itu terjadi di luar fasilitas perusahaannya.

Kementerian Pertahanan Saudi menyatakan, sebuah rudal dicegat di pinggiran kota Dammam. Hal itu menyebabkan kerusakan ringan pada 14 rumah dan melukai dua anak akibat pecahan rudal yang tersebar. Rudal dan pesawat tak berawak lainnya dicegat di atas Jizan dan Najran.

Pemerintah telah sigap mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap serangan rudal, sehingga serangan itu tidak berdampak terhadap Aramco. Sebab, pencegatan rudal berlangsung di luar fasilitas perusahaan minyak Aramco.

“Kementerian Pertahanan Saudi akan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk melindungi negara kami, dan menghentikan serangan musuh lintas batas demi melindungi warga sipil sesuai hukum humaniter internasional,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan yang dikutip Aljazeera, Ahad (5/9).

Kelompok Houthi sudah berperang melawan koalisi pimpinan Saudi di Yaman sejak 2015. Mereka kerap menjadikan pabrik Aramco sebagai target guna melumpuhkan sebagian produksi minyak Saudi.

Koalisi militer yang dipimpin Saudi melakukan intervensi di Yaman setelah Houthi yang bersekutu dengan Iran menggulingkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dari kekuasaan pada tahun 2014.

Konflik yang semakin parah merenggut puluhan ribu nyawa dan jutaan orang mengungsi. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahkan menyebut ini sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Pembicaraan damai yang didukung oleh PBB dan Amerika Serikat telah difokuskan pada pencabutan blokade di pelabuhan-pelabuhan yang dikuasai Houthi. Selain itu, juga bandara Sanaa sebagai imbalan atas komitmen dari Houthi untuk pembicaraan gencatan senjata.

Tetapi, pembicaraan tersebut terhenti dalam beberapa bulan terakhir. Pasalnya, pihak-pihak yang bertikai gagal mencapai kesepakatan.

187