Home Kesehatan Hari Pertama PTM, Siswa SMP di Tegal Disambut Gatot Kaca

Hari Pertama PTM, Siswa SMP di Tegal Disambut Gatot Kaca

Tegal, Gatra.com - Sejumlah sekolah jenjang SMP di Kota Tegal, Jawa Tengah sudah mulai menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas. Ada yang unik dalam PTM yang mulai digelar SMPN 9 Kota Tegal, Selasa (7/9).

Pada hari pertama masuk sekolah setelah setahun lebih mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) itu, para siswa disambut kepala sekolah dan sejumlah guru yang memakai kostum tokoh pewayangan gatot kaca, hanoman, dan punokawan.

Mereka berdiri di halaman sekolah menyapa para siswa dengan ramah sembari membawa papan bertuliskan imbauan protokol kesehatan, seperti memakai masker dan menjaga jarak. Mereka juga mengarahkan siswa untuk dicek suhu tubuhnya dan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.

Setelah masuk ke dalam sekolah, para siswa selanjutnya mengikuti masa orientasi bertajuk September Ceria. Kegiatan itu diisi pemberian motivasi, permainan edukatif, serta sosialisasi protokol kesehatan, dan akun belajar.id.

Kepala SMPN 9 Kota Tegal Eko Winanto mengatakan, PTM terbatas mulai digelar setelah pihaknya mendapat izin atau rekomendasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Jumat (3/9). 

"Kemudian kami langsung mematangkan persiapan, sosialisasi dan hari ini siswa kelas 7 yang mendapat giliran pertama masuk sekolah," katanya.

Menurut Eko, pihaknya beserta sejumlah guru sengaja menyambut siswa dengan memakai kostum tokoh pewayangan untuk memberikan semangat dan menciptakan suasana ceria pada hari pertama PTM. "Ini kami lakukan untuk mengurangi dampak psikososial yang dialami siswa akibat long PJJ ," katanya.

Selain menyambut siswa dengan kostum tokoh pewayangan, ujar Eko, upaya mengurangi dampak long PJJ yang lama diikuti siswa juga dilakukan dengan menggelar masa orientasi terlebih dahulu selama sepekan sebelum siswa mulai mengikuti kegiatan pembelajaran. Dari kegiatan itu, semangat dan motivasi para siswa mengikuti pembelajaran dan berprestasi diharapkan semakin bertambah.

"Anak-anak ini kan sebelumnya sudah long PJJ yang menyebabkan muncul dampak psikososial. Ada yang tadinya aktif bergerak jadi anak-anak rebahan, kurang gerak, kurang interaksi, hanya interaksi dengan gawai. Jadi kami adakan relaksasi, orientasi dulu untuk menaikkan motivasi dan percaya diri. Yang penting mereka enjoy dulu," jelas Eko.

Dia menyebut dampak lamanya para siswa tak masuk sekolah itu terlihat saat mereka mengikuti masa orientasi. Beberapa dari mereka tampak kaku dan malu-malu. Apalagi mereka merupakan siswa kelas 7 yang sama sekali belum pernah masuk sekolah sehingga belum kenal dengan guru dan teman-temannya.

"Ini butuh waktu menaikkan motivasi dan percaya diri agar pelan-pelan mereka kembali termotivasi," ucapnya.

Eko mengatakan, selama masa orientasi hingga nantinya pembelajaran dimulai, siswa yang masuk dibatasi maksimal 25 persen dari total siswa sebanyak 632 orang. Para siswa yang masuk bergiliran dari kelas 7, 8, dan 9.

"Aturannya siswa yang masuk boleh sampai 50 persen dari kapasitas, tapi kami tidak manfaatkan maksimal, cuma 25 persen untuk memudahkan pengawasan penerapan protokol kesehatan," jelasnya.

Salah satu siswa, Yunita Nur Handari mengaku senang sudah mulai masuk sekolah. Siswa kelas 7 itu sebelumnya hanya mengikuti PJJ sejak kelas 5 SD karena pandemi Covid-19. "Selama tidak masuk sekolah jenuh, terus bingung mengikuti pelajaran," tuturnya.

1134