Jakarta, Gatra.com – Indonesia terus berupaya mengurangi porsi sumber energi fosil dalam bauran energi nasional. Upaya tersebut salah satunya dilakukan melalui pengkajian potensi nuklir untuk pembangkit listrik di Indonesia.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ridwan Djamaluddin menilai nuklir dapat menjadi sumber energi listrik andalan di masa depan. Menurutnya, potensi nuklir sangat besar lantaran sumbernya melimpah.

“Nuklir adalah salah satu opsi yang potensial bagi Indonesia. Selain karena kita memiliki cukup banyak bahan bakunya, energi ini juga akan murah dan dampak ekonominya cukup baik,” ungkap Ridwan dalam webinar bertajuk ‘Mineral for Energy’, Jumat malam (10/9).

Meski demikian, Ridwan tak menjabarkan lebih lanjut kapan Indonesia memulai proyek Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Padahal sebelumnya, ESDM sempat menyebut rencana pembangunan PLTN di Indonesia setelah 2025.

Selain membahas potensi nuklir, Ridwan juga menyampaikan potensi Logam Tanah Jarang (LTJ). Jenis energi ini tengah disorot dunia, dan menurut Ridwan, Indonesia memiliki 28 titik lokasi logam tanah jarang.

Logam tanah jarang atau "rare earth element" dianggap sebagai harta karun terpendam di Indonesia. Sebab, sumber energi ini mempunyai banyak kegunaan, di antaranya bisa dimanfaatkan untuk bahan baku baterai, telepon seluler, komputer, hingga pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan. "Saat ini pemerintah sudah membentuk tim pengembangan industri berbasis LTJ, dan program percepatan terkait hilirisasi LTJ," ujarnya.