Home Info Sawit Usaha Sapi Potong Di Kebun Sawit Kurang Optimal Lantaran Ini

Usaha Sapi Potong Di Kebun Sawit Kurang Optimal Lantaran Ini

Pekanbaru,Gatra.com - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, Rahmat Setyawan, menyebut keberadaan kebun sawit telah membantu para petani untuk memiliki opsi budidaya sapi potong. Opsi tersebut banyak dipilih sebagai usaha sampingan alih-alih pilihan utama. Padahal,kata Rahmat Riau budidaya sapi memiliki prospek menjanjikan di Provinsi Riau. 
 
"Selama ini untuk memasok daging sapi potong butuh suplai dari luar daerah. Ya, tentu ini menguntungkan pembudidaya sapi luar daerah. Itu sebabnya kita mendorong warga, terutama petani sawit melirik budidaya sapi potong," urainya kepada Gatra.com, di Pekanbaru,Senin (13/9). 
 
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pertenakan dan Kesehatan Hewan, Kementrian Pertanian, jumlah ternak sapi potong di Riau pada tahun 2020 ditaksir 202 ribu ekor. Angka itu meningkat dari populasi sapi potong pada tahun 2019 yang berjumlah 198.296 ekor. 
 
Adapun setiap tahunnya Riau membutuhkan lebih kurang 65 ribu ekor pasokan sapi potong. Kata Rahmat, dalam memenuhi pasokan sapi potong, pihaknya mesti mendatangkan pasokan dari luar,sembari mengandalkan sapi lokal. Sebutnya, jika dipaksakan memenuhi pasokan dengan sapi potong asal Riau, maka hal tersebut mengancam populasi sapi potong. 
 
"Membesarkan sapi hingga layak potong kan membutuhkan waktu, disatu sisi kita juga harus menimbang populasi indukan. Kalau pasokan tahunan itu dipaksakan dari sapi lokal, paling sanggup hanya tiga tahun. Jadi tantangannya adalah bagaimana memperbanyak populasi sapi," ujarnya. 
 
Diakui Rahmad, opsi usaha sampingan telah membuat budidaya sapi potong menjadi menantang di Riau. Sebab, banyak petani sawit melego sapi saat butuh duit. Pola semacam itu dapat menggerus optimalisasi budidaya sapi potong di Riau. 
 
"Untuk optimal tentu harus ada manajemen waktu dalam budidaya sapi. Sehingga kapan momen untuk menggemukkan hingga menjual sudah terjadwal dengan baik. Selagi usaha itu bersifat sampingan, penerapan manajemen waktu ini agak susah. Sehingga ketika butuh duit ya sapinya langsung dijual, tanpa memikirkan apakah usia sapi itu sudah layak jual."
 

 

386