Home Ekonomi Kementan Klaim Jutaan Ton Jagung Aman, Komisi IV DPR, Ah yang Boong?

Kementan Klaim Jutaan Ton Jagung Aman, Komisi IV DPR, Ah yang Boong?

Jakarta, Gatra.com– Ketua Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDIP, Sudin, mengungkapkan keraguannya atas klaim Wakil Menteri Pertanian, Havick Hasnul Qolbi, tentang ketersediaan jutaan ton jagung dari perhitungan Kementan hingga minggu kedua bulan September 2021 ini.

Hal tersebut Sudin ungkapkan dalam agenda rapat kerja (raker) Komisi IV DPR RI dengan pihak Kementerian Pertanian dalam rangka membahas penyesuaian Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) tahun 2022 sesuai dengan pembahasan Badan Anggaran pada Senin, (20/9/2021).

“Tadi dibilang 20,1 juta ton produksi jagung dan ada stok kurang lebih dua juta lebih tadi, ya? Sudah dicek ada di pengepul, di pengecer? Saya nggak yakin itu ada. Ini jangan-jangan nanti di gudang-gudang pemilik jagung dipinjem, dipaksa, untuk jual,” ujar Sudin saat menanggapi pemaparan dari Wamentan, Havick.

Sebelumnya, di kesempatan yang sama, Havick mengungkapkan bahwa kementeriannya telah melakukan pemantauan secara rutin mengenai ketersediaan pangan pokok hingga akhir minggu kedua bulan September 2021.

Havick menyatakan bahwa ketersediaan pangan pokok seperti jagung, cabai merah, dan cabai rawit beserta komoditas lainnya berada dalam kondisi aman dan surplus walau terjadi defisit di beberapa provinsi, seperti Provinsi DKI Jakarta yang mengalami defisit ketersediaan jagung.

“Kementerian Pertanian secara rutin juga memantau ketersediaan pangan pokok yang dilakukan secara periodik mingguan sampai dengan akhir minggu kedua September 2021 stok beras diperkirakan mencapai 7,62 juta ton, jagung 2,30 juta ton, cabai besar 16.000 ton, cabai rawit 17.000 ton, bawang merah 35.000 ton, dan komoditas lainnya dalam kondisi surplus dan aman,” ujar Harvick dalam pemaparannya.

Untuk mengatasi defisit di beberapa provinsi itu, Havick menyebut bahwa Kementan telah menawarkan dua solusi, yaitu menyiapkan stimulus bantuan transportasi peniriman produk pertanian dari wilayah surplus ke wilayah defisit dan mengaktifkan Toko Tani Indonesia (TTI) di berbagai wilayah untuk membantu pemasaran produk pertanian yang dihasilkan oleh petani.

175