Home Teknologi Survei PwC: Pengusaha Siapkan Opsi Permanenkan WFH

Survei PwC: Pengusaha Siapkan Opsi Permanenkan WFH

Jakarta, Gatra.com – Pademi Covid-19 membuat pemerintah Indonesia menerapkan bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Pengusaha dan pekerja tidak lagi meminati menerapkan bekerja di kantor atau work from office (WFO).

Demikian survei yang dilakukan pada bulan April oleh perusahaan jasa keuangan PricewaterhouseCoopers (PwC). Berdasarkan survei ini, sekitar 50% responden yang merupakan pimpinan bisnis di Indonesia, telah membuat atau berencana untuk menjadikan WFH sebagai opsi permanen dalam menjalankan bisnis mereka (dibandingkan dengan 39% secara global).

Sejalan dengan penelitian itu, karyawan pun menginginkan bekerja dari rumah. Indeks Tren Dunia 2021 dari Microsoft menemukan bahwa 83% pekerja yang disurvei di Indonesia menginginkan opsi kerja jarak jauh yang fleksibel (dibandingkan dengan 73% secara global).

Survei yang sama menunjukkan bahwa 72% pemimpin bisnis di Indonesia juga berencana untuk mendesain ulang kantor mereka untuk mengakomodasi permintaan akan apa yang disebut sebagai model kerja "hibrida" (dibandingkan dengan 66% secara global).

WFH pun mendorong perusahaan mengubah praktik manajemen dan sistem teknologi informasi (IT)-nya, termasuk menentukan aplikasi yang digunakan untuk kolaborasi dan komunikasi.

Wakil Presiden KlikDokter untuk Akses Pasar, Nathaniel Adi Putra, dalam siaran pers, Rabu (22/9), menjelaskan bahwa Lark membawa solusi dinamis pada kolaborasi perusahaan yang tidak dapat ditandingi oleh aplikasi lama.

"Kami sangat senang dengan kondisi di mana semua kebutuhan produktivitas tim kami ditangani oleh satu platform," ujarnya.

Menurutnya, penggunaan aplikasi kolaborasi untuk berbagai bidang usaha tersebut telah mendorong pertumbuhan pihaknya pada masa pandemi Covid-19 ini.

Lark menyediakan platform terpadu dan menyatu untuk KlikDokter yang memungkinkan berbagai divisi dalam organisasi mereka untuk bekerja sama dengan mulus.

Sebelum beralih ke aplikasi kolaborasi terpadu, Diamond Food, perusahaan produsen dan distributor makanan lokal dan impor terkemuka yang berusia hampir 50 tahun, menggunakan berbagai perangkat dan platform yang berbeda untuk menjalankan produktivitas bisnis sehari-hari.

Sebanyak 7 ribu karyawan perusahaan mengandalkan email dan platform komunikasi pribadi untuk berhubungan satu sama lain. Sementara itu, rapat-rapat sering kali dilakukan secara tatap muka yang membutuhkan adanya aktivitas perjalanan.

Direktur IT PT Diamond Food Indonesia, Joanito Iwan, mengatakan Lark telah menjadi game changer bagi pihaknya. "Aplikasi ini sekarang telah menjadi pusat komunikasi di seluruh perusahaan," katanya.

Dengan menggunakan platform Lark, lanjut dia, Diamond Food kini mengandalkan email dan konferensi video yang aman untuk menyatukan tim yang tersebar di seluruh negeri. Dua fitur Lark, yaitu Approval (Persetujuan) dan Attendance (Kehadiran), membantu memberikan manajemen kemampuan untuk melakukan pengawasan yang dinamis terhadap kondisi di lapangan.

Konektivitas yang tercipta melalui aplikasi bergerak Lark yang tangguh juga menguntungkan tim untuk terhubung dan berkolaborasi dari mana saja.

Bagi Twiscode, perusahaan teknologi yang berbasis di Surabaya, yang telah mengembangkan perangkat lunak dan aplikasi seluler kelas dunia untuk klien kenamaan seperti Mandiri Sekuritas, OCBC NISP, Xendit dan L'Oreal, salah satu alasan utama menggunakan aplikasi kolaborasi adalah karena tingkat efisiensi yang sangat tinggi.

Direktur dan Pemilik Twiscode, Andree Wijaya, menyebutkan bahwa Lark telah mengubah hidup perusahaan karena membuat pihaknya bisa bekerja lebih baik dan lebih efisien.

"Kami telah menghapus aplikasi lama dan sekarang melakukan hampir semua pekerjaan kami di Lark. Kini Lark menjadi satu-satunya pusat bagi sistem kerja kami yang benar-benar membuat kami semua berada di satu jalur dengan laju kecepatan yang sama," katanya.

534
WFH