Home Hukum BBM Langka, Jerigen Jumbo 50 Liter Kangkangi Antrean, SPBU Nakal Wajib Diperiksa

BBM Langka, Jerigen Jumbo 50 Liter Kangkangi Antrean, SPBU Nakal Wajib Diperiksa

Indragiri Hulu, Gatra.com- Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar untuk belakangan ini cukup terasa langka di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau. Mirisnya, meski sudah antri seharian para pengemudi mobil antar provinsi itu juga tak mendapatkan minyak di SPBU disana lantaran stock sudah habis.

Belakangan diketahui kelangkaan BBM jenis solar di Kabuapaten Inhu, itu diduga kuat lantaran banyaknya para Menjemen SPBU yang 'Nakal' yang memperjual belikan BBM mereka kepada jerigen yang nantinya akan kembali di komersilkan.

Sebagai contoh SPBU CODO Bunga Tanjung - Puncak Selasih di Jalan Lintas Timur, Kecamatan Rengat Barat itu, mereka para petugas masih saja melakukan pengisian dengan jeriken dengan jumlah yang banyak pula.

Pantauan Gatra.com, Selasa (21/9) lalu di lokasi SPBU dengan nomor register 13.293.624 itu tampak seorang petugas tengah sibuk melakukan pengisian BBM kepada pembeli yang menggunakan jerigen, meski sebenarnya saat itu antrean panjang juga sedang terjadi.

"Kami kesal sudah antrean panjang di SPBU ini hingga memakan waktu 5 Jam, eh tahu-tahunya BBM malah habis," ujar sopir truck asal Medan yang akan menuju Jakarta itu, kepada Gatra.com, Jum'at (24/9).

Hal serupa juga disampaikan oleh Said Syufriadi yang mengaku kesal ulah SPBU CODO itu, pasalnya pada 17 September lalu, dirinya juga mendapati seorang petugas yang tengah melakukan pengisian jeriken, akibatnya antrean panjang pun terjadi.

"Saya berharap pihak Pertamina dapat menindaklanjuti SPBU CODO itu, pasalnya sering melakukan pengisian miyak kepada jeriken, padahal saat ini BBM sangat sulit untuk didapat," ujar dia.

Sayangnya ketika dikonfirmasi kepada manajer SPBU, Ega, melalui telepon seluler 081263685XXX perihal adanya petugas yang melakukan pengisian BBM kepada jeriken, menyebut, dirinya tak membantah jika di SPBU tersebut melakukan pengisian kepada jeriken meski tengah antrean panjang. Bahkan dirinya berdalih hal itu diperbolehkan lantaran BBM yang di isi bukan lah BBM yang disubsidi oleh pemerintah.

"Maaf coba perhatikan baik baik, warna dari cairannya biru atau coklat, dan nozzle yg diangkat warna apa?" tanya dia kepada Gatra.com

"Itu nozzle pertalite, yang notabenenya non subsidi," ujar dia singkat. Sebagai informasi SPBU CODO (Corporate Owner Dealer Operate), ialah SPBU milik Pertamina yang sifatnya di kelola oleh swasta. Untuk di Inhu sendiri terdapat dua SPBU yang berlogo CODO itu.

Hal serupa juga terjadi di Kecamatan Kelayang tepatnya di Desa Bongkal Malang salah satu stasiun bahan bakar di sana diduga kuat juga menjadi salah satu stasiun yang acap kali memberikan BBM solar kepada  pengguna jerigen.

"Di sini untuk pemain jerigen malah di organisir oleh manajemen SPBU dengan harus membuat DO (Drop Out) dan membayar sebesar Rp15 ribu kepada petugas SPBU yang hendak mengambil BBM jenis solar," Andi warga Kelayang itu.

Dari data Andi, dirinya menyebut, uniknya setiap tangki pengisian BBM Jenis Solar di Kecamatan Kelayang selalu akan tiba pada pukul 00.01 Wib dini hari dan akan segera habis setelah tak lama melakukan pembongkaran disana. "Pola permainannya selalu begitu BBM tiba dini hari dan akan habis selama 2 jam lamanya lantaran akan dilangsir menggunakan jerigen dan mobil yang sudah di modifikasi," ungkapnya.

Andi berharap sehubungan dengan kelangkaan BBM di Inhu dapat menjadi perhatian para petugas baik dari Pertamina, Dinas ESDM, hingga para petugas kepolisian setempat. 

823