Home Kesehatan Jangan Jadikan Pelupa sebagai Guyonan, Itu Salah Satu Tanda Alzheimer

Jangan Jadikan Pelupa sebagai Guyonan, Itu Salah Satu Tanda Alzheimer

Jakarta, Gatra.com - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Celestinus Eigya Munthe mengatakan orang yang pelupa seringkali dijadikan sebagai bahan guyonan, padahal pelupa itu merupakan salah satu dari gejala demensia dan alzheimer.

Ia juga mengatakan seringkali orang yang sulit untuk berkonsentrasi dijadikan sebagai bahan gurauan, padahal itu juga merupakan tanda-tanda dini dari penyakit demensia dan alzheimer. "Misalnya ada teman yang kita lihat, fokusnya mudah teralihkan, tidak bisa konsentrasi dengan penuh, nah kita juga sering juga menjadikan mereka itu sebagai bahan gurauan. Padahal itu juga merupakan hal-hal yang menjadi tanda-tanda dini daripada sebuah penyakit demensia dan alzheimer," tutur Munthe, via Zoom dalam konferensi pers bertajuk "Kenali Demensia Alzheimer, Pentingnya Deteksi Dini", yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Alzheimer Indonesia pada Jumat, (24/9).

Sementara itu ia mengatakan Kemenkes mengharapkan pada organisasi non-profit Alzheimer Indonesia (ALZI) untuk adanya suatu peranan aktif yang tentunya bukan hanya sekedar berupaya untuk memberikan informasi saja seputar penyakit tersebut, akan tetapi juga dapat mendorong guna menemukan deteksi dini yang sedini mungkin pada orang-orang dengan masalah demensia dan alzheimer. Hal ini agar dapat mencegah serta menurunkan kasus untuk peningkatan kedua penyakit tersebut pada lanjut usia (lansia).

Munthe pun mengatakan Kemenkes berharap kepada ALZI agar dapat menginformasikan tanda-tanda dan gejala utama untuk penyakit demensia dan alzheimer dengan cara yang komunikatif serta mudah dimengerti oleh semua lapisan masyarakat. "Sehingga, deteksi dini, gangguan demensia dan alzheimer ini dapat kita temukan secepat mungkin," sambungnya.

"Dan dengan semakin cepat kita menemukan orang-orang dengan gejala demensia, kita berharap akan ada banyak orang yang dapat kita pertahankan kemampuan daya ingatnya dan meningkatkan kualitas hidup daripada orang-orang dengan demensia dan alzheimer ini dalam menjalani hidupnya. Jadi, ini kan sesuatu penyakit yang berjalan progresif tetapi apabila dapat kita perlambat progresivitasnya, kualitas hidup orang dengan demensia dan alzheimer ini juga tetap dapat kita pertahankan," tandas Munthe.

154