Home Milenial Anak Tukang Bengkel, Merantau dan Lulusan Terbaik UNP IPK 3,91

Anak Tukang Bengkel, Merantau dan Lulusan Terbaik UNP IPK 3,91

Padang, Gatra.com - Rasa bahagia terpancar di wajah seorang wisudawati Universitas Negeri Padang (UNP), di antara empat orang lulusan terbaik lainnya pada acara wisuda periode 124 pada tahun 2021, Senin (4/10).
 
Cut Bunga Maharani Nazlen (22) namanya. Baru saja menyandang gelar sarjana Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik (Sendratasik) Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNP angkatan 2017. Ia dinobatkan sebagai lulusan terbaik dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,91. 
 
"Alhamdulillah. Tentu saya sangat bangga. Sebab saya kuliah dengan biaya dari orang tua, dan tidak dengan beasiswa," ungkap yang akrab dipanggil Cut ini kepada Gatra.com di Padang.
 
Dikatakan Cut, dia tidak memiliki tips untuk meraih IPK tertinggi selain lebih fokus dan disiplin melaksanakan tugas ketika kuliah. Apalagi, ia memahami keadaan orang tua yang hanya usaha bengkel. Sehingga harus berpandai-pandai mengatur uang belanja yang dikirim orang tua dari kampung di Pekanbaru.
 
Pengakuan anak pertama pasangan Teuku Muhammad Nazir dan Leni Anggraini ini, sejak menjadi anak rantau dirinya dituntut lebih mandiri. Sejak menduduki bangku kuliah itu pula, ia bertekad fokus belajar agar bisa lulus lebih cepat sehingga tidak lama membebani orang tua. 
 
"Saya hanya mengikuti Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sendratasik. Untuk uang tambahan, saya ikut lomba yang ada uang tunainya, juga pernah menjadi exschool di SMP swasta di Padang," tuturnya.
 
Cut menceritakan, sejak masuk kuliah nilainya selalu baik, dan tidak bermasalah dengan dosen. Selain itu ia aktif mengikuti ajang lomba teater dan monolog, bahkan pernah meraih Juara 3 Nasional Monolog Putri pada Dies Natalis UNP Tahun 2020 lalu. Kendati begitu, hobinya tetap menari.
 
Setelah pretasi yang diraihnya ini, Cut sedang mencari peluang beasiswa untuk melanjutkan studinya. Keinginannya sendiri ingin melanjutkan kuliah magister (S2) di salah satu perguruan luar negeri. Namun jika peluang itu gagal, minimal bisa kuliah S2 di salah satu perguruan tinggi di daerah Yogyakarta.
 
"Inginnya lanjut kuliah di luar negeri, minimal bisa S2 di Yogyakarta. Kalau tidak ada beasiswa, terpaksa saya langsung berkecimpung menjadi guru, mengajar di sekolah," ujar Cut yang bercita-cita jadi dosen itu.
 
Ayahnya, Tengku Muhammad Nazir (46) mengaku turut merasa bangga dan bahagia dengan prestasi anaknya ini. Terlebih, ia telah berhasil mengantarkan anaknya menjadi seorang sarjana. Padahal selama ini hanya menopang hidup di usaha bengkel motor miliknya di Pekanbaru, Provinsi Riau. 
 
Nazir menerangkan, ia perantau dari Aceh di Pekanbaru saat peristiwa Gerakan Aceh Merdeka (GAM) lalu. Kemudian menggeluti dunia wiraswasta bidang perbengkelan. Kendati sejak tahun 1999 masih menyewa tempat, dan hidup masih pas-pasan, ia telah mampu mempekerjakan tiga orang karyawan di bengkel motor miliknya.
 
"Tempatnya memang masih menyewa. Tapi alhamdulillah, anak kami berhasil jadi sarjana lulusan terbaik. Anak kedua lulusan TNI AL, satu pesantren di Aceh, satu masih SD," terang Nazir yang hanya tamatan pesantren itu.
 
Sementara ibunya, Leni Angriyeni (45) mengaku anaknya Cut Bunga Maharani Nazlen memang terbilang rajin, suka membantu orang tua ketika di rumah. Selain itu, anak pertamanya ini memang sangat paham kehidupan orang tuanya, sehingga bisa melanjutkan studi dan menjadi sarjana.
 
"Hidup masih pas-pasan. Uang belanja yang dikirim sering telat. Tapi dia paham keadaan keluarga. Sebab dulu saya pernah cita-cita kuliah di sini, tapi terbentur biaya. Jadi rupanya anak yang meneruskan," tutur Leni asal Pesisir Selatan ini dan alumnus SMKI Padang ini.
 
Diketahui, ada tiga lulusan terbaik UNP lainnya dari 700 wisudawan, yakni Lisyana Junelin Restu dengan IPK 3,81 dari SI Jurusan Teknik Sipil angkatan 2017. Kemudian Maya Gustina lulusan D3 Jurusan Teknik Pertambangan dengan IPK 3,78, dan yang terakhir Anjeli Apriana lulusan D3 Informasi, Perpustakaan, dan Kearsipan dengan IPK 3,74.
 
4003