Karanganyar, Gatra.com - Kualitas personel Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) mulai tingkat partisipatif menjadi tolak ukur integritas Bawaslu dalam bekerja. Untuk itulah personelnya diberi pembekalan sejak dini.
Hal itu disampaikan Anggota Bawaslu RI Ratna Dewi Pettalolo, saat menyambut dibukanya Sekolah Kader Pengawas Partisipatif (SKPP) di Hotel Alana Colomadu Karanganyar, Jateng, Rabu (6/10). Sebanyak 85 peserta mengikuti SKPP selama tiga hari hingga Jumat (8/10).
"Kelancaran Pemilu 2024 menjadi tanggung jawab seluruh elemen tanah air. Di SKPP ini lahir bibit partisipatif pengawas berkualitas dan terlibat aktif dalam pengawasan pemilu," katanya.
Dikatakannya, SKPP digagas sejak tahun 2018 oleh Bawaslu RI dengan tujuan menyebarkan dan mendorong semangat dan inisiatif masyarakat dalam mengawal agenda demokrasi serta mengorganisir proses transfer pengetahuan, pengalaman dan keterampilan teknis pengawasan pemilu bagi generasi muda.
"Amati dan awasi Pemilu maupun Pilkada agar berjalan jujur dan adil. Karena kesuksesan penyelenggaraan Pemilu maupun menjadi tanggungjawab bersama seluruh elemen," katanya.
Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran Bawaslu Jawa Tengah Sri Wahyu Ananingsih mengatakan SKPP digelar di wilayah regional secara terpusat seperti Solo, Brebes, Banyumas dan Semarang. Kegiatan di dalamnya berupa pendidikan pengawasan partisipatif yang diikuti relawan milenial.
"Ini merupakan program untuk meningkatkan partisipasi pengawasan dari masyarakat terutama dalam mengawal pelaksanaan Pemilu
2024 mendatang," katanya.
Ia tak memungkiri butuh jam terbang yang cukup untuk membentuk seorang kader partisipatif berintegritas dan berkualitas. Menjelang Pemilu 2024, waktu yang tersisa perlu dioptimalkan.
"Kualitas demokrasi ditentukan dari partisipasi dan pengawasan masyarakat. Semoga nantinya mereka menjadi motor penggerak dan terlibat aktif dalam pengawasan pelaksanaan Pemilu," katanya.
Kepala Kesbangpol Karanganyar, Bambang Sutarmanto menyampaikan, dukungannya terhadap program SKPP. Menurutnya, ini merupakan wadah bagi generasi muda terlibat dalam pendidikan politik dan partispasi demokrasi.
"Ini tempat belajar bersama. Tanpa peran adik-adik semua, pemilu maupun pilkada akan terasa hampa," ujarnya.
