Home Gaya Hidup Duh, Kualitas Udara Jakarta Buruk untuk Warga yang Hobi Bersepeda

Duh, Kualitas Udara Jakarta Buruk untuk Warga yang Hobi Bersepeda

Jakarta, Gatra.com – Mengayuh sepeda menjadi salah satu alternatif aktivitas olahraga pilihan warga urban, tak terkecuali warga Jakarta. Akan tetapi, niat berolahraga itu harus berhadapan dengan kenyataan kualitas udara ibu kota yang dinilai buruk.

Relawan dan konsultan kesehatan Yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI), dr. Alvi Muldani, menyebut bahwa bersepeda ketika kualitas udara sedang buruk amat berisiko bagi kesehatan tubuh manusia.

“Apalagi kalau yang suka aktivitas yang capek seperti sepedaan karena itu bisa meningkatkan lajuan napas kita,” ujar dr. Alvi dalam sebuah diskusi publik yang digelar pada Kamis, (7/10/2021).

“Otomatis ketika napas manusia naik itu yang dihirup itu semakin banyak dan semakin terpapar,” ujar dr. Alvi.

Menurut pantauan Gatra.com di situs iqair.com, konsentrasi particulate matter atau PM2.5 di Jakarta pada hari ini berada pada angka 29,9. Menurut BMKG, particulate matter merupakan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron.

Sementara menurut dr. Alvi, konsentrat PM2,5 bisa terdiri dari zat-zat berbahaya seperti karbon dan silika. “Semakin kecil [ukuran] PM, semakin bisa diserap oleh tubuh dan itu sangat berbahaya,” ujarnya.

Angka tersebut di atas melebihi angkat rata-rata standar WHO. WHO menetapkan bahwa angka PM2,5 suatu wilayah tak boleh melebihi angka 15 untuk menunjukkan bahwa kualitas udara benar-benar bersih di suatu wilayah.

Merujuk pada penelitian dari AQLI pada tahun 202 lalu, dr. Alvi menyebut bahwa sebanyak 11 juta warga Jakarta tinggal di wilayah dengan kualitas udara yang enam kali lipat lebih buruk dari standar WHO.

“Dan bisa dikatakan jika warga Jakarta berada di keadaan seperti ini terus akan turun angka harapan hidupnya 5,5 tahun,” ujar dr. Alvi.

Sementara itu, indeks kualitas udara atau air quality index (AQI) Provinsi DKI Jakarta pada hari ini berada di angka 88. Dengan demikian, AQI Jakarta berada pada level sedang (skala 51-100). Semakin tinggi angka AQI, maka semakin buruk kualitas udara di suatu wilayah.

Menurut dr. Alvi, level tersebut tergolong tidak sehat dan berbahaya bagi kelompok warga yang rentan, seperti orang yang memiliki riwayat penyakit asma dan paru-paru kronis.

Untuk itu, dr. Alvi menyarankan agar warga lebih rajin membaca prakiraan cuaca, melalui situs iqair.com tersebut di atas sebelum bepergian ke luar rumah, termasuk ketika hendak bersepeda. IQair menyajikan data prakiraan cuaca harian di berbagai wilayah, termasuk Jakarta.

“Dari data tersebut langsung menunjukkan seberapa bahaya, sih, udara yang ada di sekitar kita itu dan [data] itu bisa langusng memberikan keterangannya [tentang] measure-measure yang harus dilakukan apa, sih, untuk menghindarai paparan udara di situ,” ujar dr. Alvi.

195