Home Ekonomi Hidup Prihatin, Ibu dan Anak di Kartasura Alami Penyakit Kronis

Hidup Prihatin, Ibu dan Anak di Kartasura Alami Penyakit Kronis

Sukoharjo, Gatra.com - Dalam kondisi ekonomi keluarga yang memprihatikan, Yunita Surya Rahmawati (26), warga Dukuh Gunung, Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng), bersama putrinya Nadira Mysha Afiya (2) dideteksi medis mengalami penyakit kronis.

Ibu muda tersebut divonis mengalami gangguan gagal ginjal. Sedangkan anak semata wayangnya menderita kelainan jantung, yakni jantung bocor. Saat ditemui di rumah kontrakannya di Dukuh Gunung RT 01/RW 12 Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo Jawa Tengah, Yunita mengatakan, dia mengalami gagal ginjal sejak tahun 2017.

"Dulu saya umur tujuh tahun sempat kencing batu, operasi mengaruh ke saluran ginjal, jadi infeksi. Sama waktu kelas 2 SMP tensi tinggi, lima tahun kemudian divonis gagal ginjal," katanya Kamis (7/10). 

Sejak divonis gagal ginjal, Yunita menjalani cuci darah dua kali seminggu di RS RSUD Dr Moewardi Surakarta. Selama cuci darah tersebut, biaya perawatan ditanggung oleh BPJS Kesehatan. 

"Saya pasien gagal ginjal, jadi dia (anaknya) lahirnya kecil, jantungnya belum sempurna, prematur," ucapnya.

Mirisnya sejak bulan April tahun lalu, biaya perawatan anaknya sudah tidak bisa ditanggung BPJS Kesehatan. Padahal ia masih membutuhkan untuk memulihkan kondisi anaknya. 

"Dulu sering kontrol di Rumah Sakit UNS. Dulu BPJS, tapi sejak bulan April sudah gak bisa karena BPJS belum jadi," ujarnya

Sedangkan apabila menggunakan biaya mandiri tak murah. Sebab sekali kontrol uang yang dikeluarkan sekitar Rp200 ribu. Biaya tersebut belum termasuk obat dan, vitamin.

Apalagi dilanjutkan Yunita, susu yang dikonsumsi anaknya merupakan susu khusus yang harganya tidak murah. Bahkan karena terbentur ekonomi, anaknya sempat diberi susu merk lain yang harganya jauh lebih murah. 

"Pernah selama gak kontrol bibirnya membiru, sempat opname juga karena panas trombosit menurun pada pertengahan 2020, anak saya juga kurang gizi," terangnya.

Kondisi tersebut diperparah dengan ayah Nadira, Andrean Budi Kurniawan (25) yang baru saja terkena imbas pengurangan karyawan. Ayah Nadira dulu merupakan satpam di salah satu tempat perbelanjaan, kini untuk menyambung hidup, suaminya bekerja sebagai kuli bangunan.

1284