Home Kesehatan Prevelensi Stunting Masih Tinggi, Cilacap Latih Kader Eliminasi

Prevelensi Stunting Masih Tinggi, Cilacap Latih Kader Eliminasi

Cilacap, Gatra.com – Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah menggelar pelatihan kader bina keluarga balita holistik integratif eliminasi masalah stunting (BKB HI EMAS) untuk menangani stunting atau balita kerdil di wilayah pesisir selatan ini.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2013 menunjukkan, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 37,2 persen sedangkan prevalensi stunting Kabupaten Cilacap sebesar 36,32 persen. Pada 2018 prevalensi stunting di Kabupaten Cilacap mengalami penurunan menjadi 32,1 persen.

Namun, prevalensi tersebut masih di atas angka nasional 30,8 persen dan di atas batas WHO 20 persen. Sehingga Kabupaten Cilacap masuk dalam salah satu prioritas penanganan stunting dari 100 Kabupaten tingkat nasional, dan 12 Kabupaten prioritas penanganan stunting di tingkat Provinsi Jawa Tengah.

Ketua penyelenggara, Budi Setyono mengatakan bahwa kegiatan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengasuh anak di masa pertumbuhan.

“Tujuan pelatihan kader BKB HI EMAS adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengasuh dan membina tumbuh kembang anak melalui kegiatan stimulasi fisik, mental, intelektual, emosional, spiritual, sosial dan moral dalam rangka mempersiapkan generasi emas, sehingga mewujudkan SDM yang berkualitas,” katanya, dalam keterangannya, dikutip Selasa (12/10).

Dikatakan, pentingnya pengetahuan tentang stunting diharapkan akan meminimalisir balita dengan gangguan pertumbuhan di masa periode emas, untuk itu kader BKB diharapkan mampu memberikan penyuluhan kepada para orang tua khususnya dalam pemberian nutrisi bagi balita.

“Masa balita termasuk dalam periode emas untuk pertumbuhan dan perkembangan si kecil dimana nutrisi akan berdampak pada pertumbuhan fisik dan perkembangan otak. Pemberian nutrisi yang kurang atau buruk di seribu hari pertama kehidupannya dapat berdampak pada konsekuensi kondisi dimana ia mengalami pertumbuhan terhambat atau stunting,” ucap Ketua PKK Cilacap.

Kegiatan pelatihan kader BKB HI EMAS dilaksanakan di dua tempat yaitu gedung Sumekar dan Jalabumi dan diikuti oleh 72 peserta yang terdiri dari 24 orang ketua Pokja II Kecamatan, 24 orang kader BKB serta 24 orang kader Posyandu. Narasumber pelatihan adalah Ny. Wiliasti Mintarsih dan Ny. Fitriatin Awaludin M.

Sementara, pada 2021 ini Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah fokus menangani stunting atau bayi kerdil di 10 desa. Kesepuluh desa tersebut merupakan wilayah dengan kasus stunting tertinggi di Cilacap.

Adapun 10 desa/kelurahan di Kabupaten Cilacap dengan jumlah stunting dan prevalensi tertinggi pada tahun 2021, yang ditetapkan melalui SK Bupati Cilacap Nomor : 440/12/16/Tahun 2021 yakni Desa Mandala Kecamatan Jeruklegi 12 anak (36,36%), Desa Kutasari Kecamatan Cipari 132 anak (35,58%), dan Desa Serang (Kecamatan Cipari) 91 anak (28,44%)

Kemudian Desa Pengadegan (Kecamatan Majenang) 52 anak (25,37%), Desa Caruy (Kecamatan Cipari) 77 anak (24,44%), Desa Sidasari (Kecamatan Cipari) 71 anak (24,15%), Desa Karangreja (Kecamatan Cipari) 52 anak (23,01%), Desa Cisuru (Kecamatan Cipari) 69 anak (21,43%), Desa Cipari (Kecamatan Cipari) 124 anak (20,70%), Desa Pegadingan (Kecamatan Cipari) 57 anak (19,79%).

1605