Home Ekonomi Simpang Temu Dukuh Atas Diharapkan Berorientasi Masa Depan

Simpang Temu Dukuh Atas Diharapkan Berorientasi Masa Depan

Jakarta, Gatra.com – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan pencanangan pembangunan Simpang Temu (Transport Hub) Dukuh Atas pada Rabu (13/10). Fasilitas itu terletak di lahan bekas Pasar Blora, Menteng, Jakarta Pusat.

Anies menjelaskan, pembangunan tersebut merupakan kolaborasi PT MRT Jakarta, Perumda Pasar Jaya, PT Pembangunan Perumahan (Persero), serta para pemangku kepentingan lainnya. Rencananya, proses konstruksi dimulai pada Oktober 2021 dan ditargetkan selesai pada Maret 2023.

“Simpang Temu adalah salah satu fasilitas yang dibangun di Kawasan Berorientasi Transit (KBT) Dukuh Atas. Sementara, penamaan ‘Simpang Temu’ ini merupakan simbol dari tempat bertemunya banyak moda transportasi,” ungkap Anies dalam keterangannya.

Anies mengatakan, desain Simpang Temu Dukuh Atas berorientasi pada pejalan kaki, pengguna sepeda, serta ruang terbuka publik yang dapat dipakai masyarakat beraktivitas. Menurutnya, pembangunan ini bisa menjadi momentum perubahan sistem transportasi Jakarta, dari car oriented menjadi public transport oriented.

“Pembangunan kawasan ini diharapkan bisa mencerminkan orientasi masa depan, yang kemudian menjadi pemicu regenerasi perkotaan. Sehingga, Jakarta sejajar dengan kota-kota besar lain di dunia dan sebagai perwujudan dari liveable city,” imbuhnya.

Fasilitas Simpang Temu direncanakan memiliki fungsi mixed use, yakni sebagai perkantoran, retail, serta transit plaza berupa drop-on atau drop-off Transjakarta dan ojek daring. Rencana tahap selanjutnya, fasilitas ini akan dihubungkan dengan Stasiun KCI Sudirman.

“Kita mengharapkan adanya perubahan suasana baru, di mana pembangunan Simpang Temu yang terdiri dari 2 basement dan 11 lantai ini, memiliki fungsi mixed use. Titik ini menjadi kawasan pertama di mana kita lakukan pembangunan dengan konsep berorientasi transit,” katanya.

Anies berharap, warga Jakarta akan memiliki kemudahan dalam memperoleh akses transportasi baik dari segi fasilitas maupun biaya. Hal itu berkat pembangunan yang menggunakan pendekatan transportasi umum terintegrasi.

“Jadi, Jakarta bisa lebih ramah lingkungan karena polusi terkurangi. Kita juga melihat fasilitas umum yang teroptimalkan pemanfaataanya, dan keluarga di Jakarta yang mobilisasinya menjadi lebih rendah. Itu adalah konsep yang hari ini sedang dilaksanakan,” jelasnya.

211