Home Gaya Hidup Diseminasi Model Bahasa dan Sastra di Jabar Sasar Sekolah

Diseminasi Model Bahasa dan Sastra di Jabar Sasar Sekolah

Jakarta, Gatra.com - Bahasa daerah Sunda dinilai memiliki kedudukan penting memperkenalkan kearifan lokal sebagai landasan etnopedagogis. Tak hanya itu, bahasa daerah juga dianggap sebagai kekayaan dalam kebhineka-tunggal-ikaan bahasa dan budaya Nuasantara yang menjadi landasan pendidikan karakter bangsa.

Hal ini diungkapkan Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Kemendikbudristek, Syarifuddin. Menurutnya, pembelajaran bahasa daerah adalah gerbang menanamkan dan mempertajam nilai-nilai karakter bangsa, melatih kepekaan berpikir, olah rasa, olah karsa, serta sarana menyalurkan gagasan dan imajinasi secara kreatif. 

Baca jugaRevitalisasi Sastra Penting, Untuk Jaga Kepunahan Bahasa

"Selain itu, siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta pengalaman apresiasi dan ekspresi bahasa dan sastra, di samping meningkatkan kecerdasan logika dan retorika," kata Syarifuddin dalam keterangannya, Minggu (24/10).

Demi memelihara keberadaan bahasa dan sastra Sunda, Syarifuddin mengaku pihaknya aktif menyebarkan gagasan dan wawasan untuk meningkatan model-model pembelajaran bahasa dan sastra di sekolah, khususnya di Provinsi Jawa Barat. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian yang awalnya adalah menyamakan persepsi dan strategi yang dilakukan secara virtual dengan perwakilan dinas pendidikan kabupaten/kota, ketua MGMP bahasa Sunda, dan guru-guru Bahasa Sunda.

"Sudah tiga kali pertemuan virtual dilaksanakan, yaitu pada bulan Maret, April, dan Mei untuk membahas strategi tersebut," jelasnya.

Baca jugaSastra Lokal Sulit Go Internasional, Ini Kata Akademisi - Gatra ...

Akhirnya, disepakati kegiatan ini akan dilaksanakan dalam tiga tahapan. Tahapan pertama adalah membahas konsep atau kerangka berpikir dengan pakar bahasa Sunda, dinas pendidikan kabupaten/kota, calon pengajar untuk melakukannya dalam bentuk pencerahan pemikiran, yaitu Koordinasi Pakar, Calon Pengajar, dan Pemangku Kepentingan Bahasa dan Sastra.

Dari situ juga dihasilkan Pedoman Diseminasi Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra di Sekolah di Provinsi Jawa Barat dengan tujuh komponen, yaitu borangan (stand up comedy), pidato (biantara), menulis cerita pendek (nulis carpon), mendongeng (ngadongeng), tembang pupuh (bijil, sinom, asmarandana, membaca sajak Sunda, dan menulis aksara Sunda.

Baca juga Cegah Kepunahan, Sastra Sasak Cupak Gerantang ...

Tahapan kedua  diwujudkan dalam bentuk pelatihan atau praktik baik dengan  program aksinya adalah Diseminasi Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra di Sekolah di Provinsi Jawa Barat untuk 1 orang dari unsur dinas pendidikan kabupaten kota, 2 guru bahasa Sunda SMP, dan 2 guru bahasa Sunda SD di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.

Teralhir, Tahapan ketiga adalah melaksanakan lomba atau pasanggiri yang dilakukan di tiap-tiap dinas pendidikan kabupaten/kota yang selanjutnya adalah pasanggiri tingkat provinsi dengan tujuh komponen mata lomba.

"Dalam evaluasi kegiatan, kemampuan peserta  nyatanya meningkat dari awalnya skor tertinggi  74 menjadi skor tertinggi 82 berdasarkan hasil pretes dan postes yang dilakukan. Ini menunjukkan ada perubahan kemampuan kognitif dan psikomotor yang semakin membaik," tandasnya.
 

350