Home Politik Wali Kota Pekanbaru Rangkul Parpol Persiapkan Kelanjutan Politik

Wali Kota Pekanbaru Rangkul Parpol Persiapkan Kelanjutan Politik

Pekanbaru, Gatra.com - Wali kota Pekanbaru Firdaus membuka opsi untuk bergabung dengan partai politik (parpol) setelah berhenti menjabat wali kota pada pertengahan tahun 2022.

Kehadiran Firdaus pada ajang musyawarah cabang (muscab) PPP Kota Pekanbaru, Kamis kemarin (28/10), memberi sinyal dia akan merapat di PPP sebagai parpol pilihan. 

Menurut Firdaus ada sejumlah alasan mengapa berpeluang bergabung dengan Partai berlogo Kabah. Alasan paling mendasar adalah relasi yang baik antara dirinya dengan PPP. 

"Saya secara pribadi sangat dekat dengan PPP, saya pun belajar dunia politik dari mereka (PPP)," katanya, di kota Pekanbaru, Jumat (29/10). 

Firdaus menyebut, selama dua periode mengikuti kontestasi pemilihan wali kota Pekanbaru, kader dan simpatisan PPP senantiasa membantunya meraih kemenangan. Sokongan tersebut diraihnya meski PPP secara organisasi mendukung calon lain. 

"Kader PPP secara resmi maupun tak resmi sangat dekat dengan kami, itu terlihat pada pemilihan 2011 begitu juga pada hajatan pilwako 2017," ungkapnya. 

Sebagai informasi, PPP merupakan partai yang mengusung Firdaus dalam kontestasi pemilihan gubernur Riau 2018 silam. Meski berakhir dengan kegagalan, hal tersebut lebih dari cukup untuk menunjukan kedekatan Firdaus dengan PPP. 

Firdaus saat ini masih berstatus sebagai kader biasa Partai Demokrat kota Pekanbaru. Sebelumnya ia pernah menjabat Ketua DPC Partai Demokrat Kota Pekanbaru hingga akhirnya tersingkir oleh intrik politik di internal Partai Demokrat. 

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Muhammadiyah Riau, Aidil Haris, menilai sosok mantan kepala daerah masih memiliki daya tawar politik meski sudah berhenti menjabat. 

"Mereka itu masih punya nilai jual semisal popularitas pada segmen tertentu di area tertentu. Bila dikaitkan dengan tantangan pemilu 2024 yang padat agenda politik, kehadiran mantan kepala daerah cukup membantu untuk menyampaikan pesan politik," ungkapnya. 

Sebelumnya, pada Rabu (13/10) mantan Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti,Irwan Nasir, resmi bergabung dengan Partai Nasdem. Irwan menjadi bagian partai besutan Surya Paloh bersamaan dengan sosok mantan Gubernur Riau, Anas Maamun. 

Namun, beda dengan Irwan, Anas mesti mengakhiri pertualangan politiknya lantaran kembali menjadi pesakitan KPK untuk kasus dugaan suap Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) Provinsi Riau tahun 2014-2015. Sebelum bergabung ke Nasdem, Anas dekat dengan Partai Golkar. 

578