Home Gaya Hidup Sigit Djokosoetono & Gowes Lintas Himalaya

Sigit Djokosoetono & Gowes Lintas Himalaya

Menjalani serangkaian aktivitas yang padat sebagai pemimpin perusahaan taksi terbesar di Tanah Air, PT Blue Bird Tbk., tak menghalangi Sigit Djokosoetono untuk menerapkan gaya hidup sehat dengan rutin berolahraga. "Saya punya kegiatan olahraga yang cukup aktif. Kegiatan olahraga saya bersepeda," ‎ucap Sigit ketika ditemui wartawan Gatra, Muhammad Mutaqin, baru-baru ini.

Sigit dikenal sebagai pecinta sepeda berjenis all mountain enduro. Ia pun tergabung dalam Yeti Tribe Indonesia (YTI) dan sejak 2019 dipercaya untuk mengemban amanah sebagai sebagai Chief Community YTI Indonesia.

Yeti Tribe merupakan komunitas penggemar sepeda gunung Yeti yang diakui secara resmi oleh Yeticycles, merek high-end yang berasal dari Amerika Serikat (AS) dan pabriknya berlokasi di Golden, Colorado.

Pria yang mendapuk sebagai direktur utama (dirut) di perusahan taksi berlogo burung terbang ini mengaku sering menggelar gowes bareng (gobar) tak hanya di sejumlah wilayah Tanah Air. Beserta kawan-kawannya, Sigit menelusuri keindahan alam sambil menjalani hobi bersepeda gunungnya.

Pada 2019, Sigit bersama YTI bahkan sempat menggelar gobar berskala internasional yang mengambil tema Pilgrimage Nepal 2019. Para cyclist YTI pun bersepeda bersama melintasi wilayah pegunungan Himalaya.

Sedangkan saat pandemi Covid-19 melanda dunia, tak terkecuali Indonesia, Sigit menuturkan bahwa sejumlah agenda bersepeda komunitasnya harus terhenti untuk sementara waktu. Rencana gobar ke Padang, Sumatera Barat, yang sudah dipersiapkan secara matang pun terpaksa dibatalkan. "Kita ikuti aturan pemerintah, habis mau bagaimana lagi karena itu bulan Juni awal kan, jadi setelah ada keputusan dari pemerintah kita setop," ungkapnya.

Kendati demikian, di tengah kekosongan itu Sigit beserta para anggota YTI turut aktif menyalurkan bantuan ke berbagai rumah sakit dan sejumlah pihak yang selama ini terlibat dalam kegiatan bersepeda mereka yang tengah diterpa dampak pandemi, dari marshall, guide, event organizer, bahkan hingga sopir angkot dan pemilik warung-warung kecil di area bike park.

Kini, setelah memasuki era adaptasi kebiasaan baru, sejumlah kegiatan komunitas bersepeda itu telah mulai menggeliat. Dalam dua bulan terakhir sempat ada kegiatan gobar ke beberapa tempat. "Terakhir dua minggu [pekan] lalu dari Lombok, sebelumnya lagi dari Dieng," ia mengungkapkan.

Aktivitas gobar tersebut, kata Sigit, tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti pemeriksaan suhu, pembatasan jumlah peserta, penggunaan masker, serta larangan berbagi makanan dan perlengkapan.

198