Home Ekonomi Nelayan di Kota Tegal Keluhkan Harga Solar Perikanan Melambung

Nelayan di Kota Tegal Keluhkan Harga Solar Perikanan Melambung

Tegal, Gatra.com - Nelayan pemilik kapal di Kota Tegal, Jawa Tengah mengeluhkan kenaikan drastis harga solar industri perikanan. Kenaikan itu membuat nelayan urung berangkat melaut karena biaya operasional membengkak.

Riswanto, Salah seorang pemilik kapal di Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Riswanto mengungkapkan, dalam tiga bulan terakhir, harga solar industri perikanan terus mengalami kenaikan.

"Terakhir bulan Oktober harganya Rp9.500 per liter, masuk ke bulan November kenaikannya sangat fantastis, menjadi Rp11.000 per liter," ujarnya, Rabu (3/11).

Riswanto mengatakan, kenaikan tersebut sangat memberatkan para nelayan pemilik kapal karena berimbas pada membengkaknya biaya operasional melaut. "Besaran bagi hasilnya juga pasti akan berkurang karena harga solarnya mahal," katanya.

Riswanto tidak mengetahui penyebab kenaikan tersebut. Dia mengaku masih menanyakan hal itu ke Pertamina.

"Permasalahan kita ini, mau sampai kapan kenaikan ini? Ini akan berdampak luar biasa. Nelayan yang akan jadi korban secara ekonomi karena akan terdampak pada berkurangnya biaya bagi hasil selama melaut dua bulan ini," ujarnya.

Riswanto menyebut sejumlah nelayan pemilik kapal memutuskan untuk menunda keberangkatan melaut akibat mahalnya harga solar industri tersebut. Padahal pemilik kapal juga sudah dibebani kenaikan besaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Pungutan Hasil Perikanan (PHP).

"Kalau kayak gini terus, para ABK juga nanti terdampak, tidak bisa kerja. Sudah PNBP dan PHP belum jelas, ditambah beban kenaikan harga solar industri jenis marine untuk perikanan. Kita sebenarnya mau berangkat untuk membayar PNBP praproduksi, tapi dengan seperti ini, nelayan mau bayar pakai apa. Solar aja mahal," tuturnya.
Agar tidak memberatkan, Riswanto berharap harga solar industri perikanan tidak sampai Rp6.000 per liter. "Karena ini industri, jadi bergantung pada harga minyak dunia. Kalau bisa harganya itu di atas harga solar subsidi sedikit atau diberi harga khusus," ucapnya.

Nelayan pemilik kapal lainnya, Sastrodiharjo (38) mengaku terpaksa menunda berangkat melaut karena mahalnya harga solar industri perikanan.

"Hari ini rencana mau beli, tapi setelah tanya, harga solarnya Rp11.000 per liter. Saya agak mikir-mikir dulu, karena melaut belum tentu hasilnya. Gimana kalau hasilnya tidak sesuai, kasihan ABK-nya," tuturnya, Rabu (3/11).

Menurut Sastro, dalam sekali melaut selama 62 hari kapalnya membutuhkan lima ton solar. Jika harganya mencapai Rp11.000, biaya operasional membengkak dari Rp600 juta-Rp700 juta menjadi Rp750 juta - Rp800 juta untuk sekali melaut.

"Kenaikan harganya terlalu tinggi. Nelayan mau dapat apa. Ikan harga turun terus, harga cumi juga," kata nelayan asal Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal Barat itu.

Sebagai informasi, solar industri perikanan diperuntukkan untuk kapal perikanan dengan ukuran di atas 30 gros ton (GT). Adapun kebutuhan solar industri perikanan di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari Kota Tegal mencapai 400 kilo liter per hari.

1170