Home Internasional Kamboja Minta Negara-Negara ASEAN Tidak Kucilkan Myanmar

Kamboja Minta Negara-Negara ASEAN Tidak Kucilkan Myanmar

Jakarta, Gatra.com – Menteri Kamboja untuk Urusan ASEAN, Kao Kim Hourn, menuturkan bahwa negara-negara ASEAN tidak pernah mengucilkan Myanmar. Absennya Myanmar saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN pada Oktober lalu adalah pilihan yang diambil oleh Myanmar sendiri.

"Myanmar tidak hadir dalam pertemuan tersebut. Perdana Menteri kami bahkan menayakan mengapa hal itu terjadi. Sejatinya ASEAN tidak mengucilkan Myanmar, justru Myanmar yang pergi menanggalkan kesempatannya," ujar Kao dalam webinar bertema ”Myanmar Crisis and the Future of ASEAN” yang diselenggarakan Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Selasa (9/11).

Kao menilai keputusan tersebut sangat disayangkan. Ia menyebut hal tersebut sebagai pertama dalam sejarah di mana anggota memilih tidak hadir dalam KTT ASEAN.

Sebagai Ketua ASEAN di tahun 2022, Kamboja menekankan bahwa Myanmar tidak akan mengalami pengucilan. Kao menegaskan kembali posisi Kamboja akan terus mendorong penyelesaian krisis Myanmar melalui dialog konstruktif.

"Apa yang terjadi di Myanmar saat ini bukan menjadi urusan Myanmar sendiri. Ini lebih dari itu." ujarnya.

Menurut Kao, semangat ASEAN adalah persatuan dan solidaritas, setiap anggota ASEAN memiliki hak yang sama bahkan setiap tahunnya dapat bergantian memimpin organisasi kawasan regional tersebut.

Saat ini, jelas Kao, isu Myanmar menjadi salah satu agenda utama ASEAN di samping pemulihan ekonomi pasca-pandemi Covid-19.

Kao menjelaskan bahwa situasi di Myanmar sangatlah kompleks. Apa yang terjadi di sana tidak bisa dianggap remeh. Kendati demikian, Kao percaya bahwa ASEAN yang telah memiliki pengalaman selama lebih dari 50 tahun dalam mengurusi penyelesaian konflik dapat memberikan jalan keluar bagi Myanmar.

"Apa yang harus kita lakukan adalah terlibat dalam cara yang konstruktif. Kita harus membuat seluruh anggota terlibat," tegasnya.

"Untuk mengirimkan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan di Myanmar, saat bantuan itu tidak bisa dikirim, kita harus bekerja sama dengan otoritas di sana," katanya.

329