Home Kesehatan Vaksinasi Lansia Rendah, PPKM Kabupaten Tegal Belum Turun Level

Vaksinasi Lansia Rendah, PPKM Kabupaten Tegal Belum Turun Level

Slawi, Gatra.com - Cakupan vaksinasi di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah sudah melampaui 50 persen. Meski demikian, status PPKM di kabupaten ini masih belum turun karena cakupan vaksinasi lansia masih rendah.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Hendadi Setiaji mengatakan, cakupan vaksinasi dosis pertama sudah melampaui 50 persen sejak Minggu (14/11). 

"Sepekan sebelumnya, cakupan vaksinasi dosis pertama baru mencapai 44,63 persen dari jumlah target sasaran sebanyak 1.226.768 jiwa. Peningkatan cakupan ini setelah dilakukan upaya percepatan dan perluasan cakupan vaksinasi," kata Hendadi dalam keterangannya, Kamis (18/11).
"Kita terus melakukan percepatan dan perluasan vaksinasi mulai dari jemput bola pelayanan suntik vaksin di komunitas warga, hingga membuka pelayanan vaksinasi di akhir pekan," tambahnya.

Meski cakupan vaksinasi sudah melampaui target 50 persen, Hendadi mengatakan status PPKM di Kabupaten Tegal masih bertahan di level tiga. Sebab, cakupan vaksinasi lansia masih rendah.

“PPKM kita belum bisa turun ke level dua meskipun vaksinasinya sudah lebih dari 50 persen. Penyebabnya, target capaian vaksinasi untuk kelompok lansia belum bisa terpenuhi,” kata Hendadi.

Dia mengungkapkan, cakupan vaksinasi untuk lansia baru mencapai 36 persen dari target 40 persen. Untuk itu, upaya menggenjot cakupan vaksinasi akan lebih dimaksimalkan agar bisa mencapai target dengan stok vaksin yang masih tersedia cukup.

“Untuk mencapai PPKM level dua kita harus menggenjot capaian vaksinasi kelompok lansia di mana kekurangannya hanya empat persen. Saya optimis dalam sepekan ini bisa terkejar,” tandasnya.

Sementara itu, Bupati Tegal Umi Azizah mengungkapkan sejumlah kendala pada vaksinasi lansia. Salah satunya karena akses, yakni tidak ada yang mengantar lansia ke lokasi vaksinasi terdekat.

“Untuk mengatasi kendala itu, kita harus jemput bola. Membuat tim mobile vaksinator yang akan mendatangi rumah lansia, satu persatu, door to door,” kata Umi.

Penyebab lainnya, ujar Umi, yakni rasa malas. Ada lansia yang menganggap dirinya sudah lanjut usia dan tidak akan pergi ke mana-mana. "Jadi mereka merasa tidak perlu vaksin lagi," ujarnya.

1069