Home Kebencanaan Braak! Tebing Jembatan Sedang Dikerjakan Anjlok

Braak! Tebing Jembatan Sedang Dikerjakan Anjlok

Labuhanbatu, Gatra.com- Tebing jembatan Sungai Aek Katia di Dusun Jambean Desa Janji Kecamatan Bilah Barat, Labuhanbatu, Sumut yang sedang dalam pengerjaan, ambruk pada Senin (15/11/2021) sekitar pukul 15.30 WIB lalu.
 
Proyek senilai Rp 1,6 miliar lebih bersumber dari APBD Labuhanbatu tahun 2021/tanggap darurat yang ambruk tersebut, memiliki panjang sekitar 11 meter dengan ketinggian rata-rata sekitar 11 meter.
 
Direktur CV Jamakat, MT Setiadi ditemui, Kamis (18/11/2021) di lokasi mengakui peristiwa itu. Menurutnya, tebing yang dibangun merupakan dinding yang sebelumnya rubuh. Maka, pihaknya melaksanakan pembangun tebing baru.
 
Jika dahulunya dinding yang tumbang bermaterial batu cadas, kini pihaknya membangunnya dengan metode pengecoran semen bercampur batu pecah dengan kedalaman khusus pondasi 1,5 meter.
 
Namun sebutnya, setahu bagaimana, tebing tersebut ambruk dan kondisinya nyaris sama dengan terdahulu. Dia sendiri tidak mengetahui pasti apa penyebab ambruknya tebing yang sedang tahap finishing itu.
 
Dilanjutkan Setiadi, nilai kontrak bukan hanya untuk pembangunan tebing, melainkan ada beberapa titik pengerjaan fisik lainnya, seperti pembuatan beronjong di pinggir sungai Aek Katia yang posisinya berdekatan dengan tebing jembatan.
 
Sehari sebelum ambruk, Setiadi telah melihat tanah bagian atas pondasi mulai tergerus akibat hantaman air sungai meluap akibat tingginya curah hujan. Bahkan ia berencana membangun beronjong tepat di bawah tebing yang dibangunnya sebagai antisipasi.
 
"Aku udah lihat pondasi mulai tergerus, rencananya mau dibangunkan beronjong sebagai penahan air biar tidak langsung menerjang tebingnya," ujar Setiadi.
 
Ditanya dugaan berbagai pandangan tumbangnya tebing yang masih dikerjakan mereka akibat lemahnya pengawasan dinas terkait dan mutu, Direktur CV Jamakat sedikit membantah.
 
Sebab, sambungnya, tebing yang mereka bangun bukanlah ambruk karena patah atau lainnya, melainkan akibat tanah bagian bawah pondasi tergerus, sehingga tebing atau dinding ambruk berikut hingga cor-coran pondasi.
 
"Bukan patah, kalau istilah kita di sini terburkat. Mungkin karena tanahnya lemah, ya tebing dan cor-coran pondasinya terangkat dan tumbang," paparnya.
 
Dia sendiri berharap ambruknya tebing yang kini kembali dikerjakan mereka, tidak menjadi pandangan buruk, terlebih dugaan-dugaan negatif lainnya. Tetapi jika dicari kesalahan, mungkin tidak akan luput dari itu.
 
"Kalau mau dicari kesalahan, senyum saja kita mungkin bisa dianggap salah. Pastinya, tebing yang ambruk itu sekalian ikut pondasinya terangkat. Mungkin disebabkan tanah disebelahnya longsor," sebut Setiadi lagi.
 
Amatan di lokasi, cor-coran semen tebing yang ambruk terlihat masih terdampar di pinggir sungai Aek Katia. 
 
Tanah longsoran yang sebagiannya menutupi pinggir sungai, jauh lebih dalam dibanding dengan dinding bahu jalan lama di mana bekas sambungan tebing yang dibangun.
 
Sejumlah pekerja melakukan pemasangan tiang dari batangan pohon sebagai antisipasi semakin longsornya tanah yang menghubungkan ke pangkal jembatan. 
220