Home Kolom Geliat Remitansi, Peluang Wise Indonesia Memperkuat Bisnis (Bag II)

Geliat Remitansi, Peluang Wise Indonesia Memperkuat Bisnis (Bag II)

Wawancara Bagian II

Elian Ciptono

Country Manager Wise Indonesia

“Wise Menjawab Semua Kebutuhan”

---------------------

 

Money without borders. Filosofi ini yang ditanamkan oleh Wise selaku perusahaan teknologi global yang bergerak di bidang remitansi, yakni jasa transfer dan pengiriman uang ke seluruh dunia. Perusahaan yang berdiri 2011 di London ini sebelumnya bernama TransferWise. Didirikan oleh Kristo Kaarmann dan Taavet Hinrikus, perusahaan saat ini melayani jasa pengiriman uang ke-80 negara dengan 11 juta pelanggan di seluruh dunia. Pada November 2020, Wise resmi beroperasi di Indonesia, setelah sukses menapakkan layanan di Australia, Malaysia, Singapura, Jepang, Amerika Serikat (AS), Britania Raya hingga Tiongkok (via Alipay).

Country Manager Wise Indonesia, Elian Ciptono menyatakan, Wise memiliki konsep bisnis yang memenuhi empat (4) kriteria yakni instan, nyaman, transparan, dan murah. “Beranjak dari problem-nya co-founder yang menemukan jasa layanan yang lelet, mahal, dan fee-nya enggak transparan,” kata Elian.

Dari sisi harga, Wise menawarkan biaya layanan lebih murah hingga 2,5 kali dari bank dan provider lain di Indonesia. Biaya rata-rata global Wise yakni 0,62%, jauh lebih rendah daripada biaya pengiriman uang rata-rata global Bank Dunia (6,38%). Dari sisi kecepatan, sebanyak 40% dari semua transfer Wise secara global diselesaikan secara instan yakni < 20 detik. “Dari sisi volume transaksi, Wise sudah mengelola [transaksi] senilai US$7,5 miliar per bulan,” ucap Elian.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang model bisnis Wise dan potensi pengembangannya di Indonesia, wartawan Gatra Andhika Dinata mewawancarai Elian Ciptono secara virtual pada 11 November 2021. Berikut petikannya:

Apakah Wise juga akan menyasar ke sektor edutech di mana Indonesia punya mahasiswa dan diaspora yang besar di luar negeri?

Jawabannya iya. Karena memang target customer kita itu sebetulnya ada empat kategori. Pertama, dari sisi expert TKI atau TKW yang di ada di luar negeri, maupun expert yang ada di Indonesia, mereka juga butuh layanan yang cepat, murah, dan lebih transparan. Yang kedua, migran worker atau blue-collar worker sama expert, mereka butuh pelayanan untuk mengirimkan uang ke negara asalnya, contohnya TKI yang mengirim uang ke keluarganya di Indonesia. Yang ketiga, edukasi itu kebutuhannya besar terus tumbuh di Indonesia. Saya akan balik lagi dari sisi edukasi. Keempat, kategorinya itu dari sisi bisnis. In general, UMKM di Indonesia itu juga sangat tumbuh dengan cepat dan mereka itu merambah ke ekspor-impor.

Jadi, mereka itu butuh sebuah layanan yang lebih mudah. Karena belum tentu semua UMKM ini mereka punya akses ke perbankan. Mereka butuh pelayanan inovatif seperti kita yang lebih mudah untuk dibuka akunnya dan lebih mudah dioperasikan. Jadi, empat ini sangat aligned dan ini merupakan power uses kita di Indonesia. Untuk sisi edukasi ini prospeknya sangat positif karena kita lihat angkanya terus tumbuh. Bahkan, ketika pandemi ini angkanya tidak turun secara signifikan. Kita melihat sektor edukasi ini sangat prospektif dan memang mereka butuh layanan seperti kita. Kita ingin membuat sebuah produk di mana customer bisa menggunakannya dengan mudah, cepat, murah, dan transparan. Jadi, semua uang yang kita dapat akan kita invest kembali ke produk kita, bagaimana caranya kita membuat produk yang lebih murah, bagaimana cara kita save cost, bagaimana kita meng-automasi yang manual works berujung ke cost yang berlebihan.

Hambatan apa yang kerap dialami mahasiswa Indonesia di luar negeri dalam hal remitansi ini?

Yang pertama, sekitar 58% itu bilang biayanya terlalu mahal, kadang-kadang sampai berefek ke financial planning mereka. Kalau kita lihat rata-rata indeks-nya kan 7% ya, kita transaksi Rp10 juta, 7% itu berarti Rp700 ribu. Jadi, Rp700 ribu kan signifikan, tadinya mereka mau plan A, B, dan C. Kedua, sekitar 36% itu bilang speed-nya terlalu lama. Sementara, kadang-kadang uang mereka benar-benar sudah habis, tapi harus menunggu beberapa hari untuk menerima uang. Jadi, kebutuhan mereka sangat relevan dengan misi yang kita coba sold ke customer kita.

Baca juga: Geliat Remitansi, Peluang Wise Indonesia Memperkuat Bisnis (Bag I)

Dari trend data historis, seperti sebaran transaksi pengguna Wise di Indonesia?

Kalau ditanya, mayoritas pengguna itu tujuannya ke mana? Output dari Indonesia ke luar negeri, kebetulan banyak dari pengguna kita itu tujuannya ke daerah Eropa, Singapura, Australia, itu beberapa market yang kita lihat penggunanya cukup banyak di situ. Kita memang baru launching, tapi ke depannya kita yakin, it’s matter of time, people akan realize kita mengajukan layanan yang lebih baik, ujung-ujungnya itu akan menjadi straight out ke banyak orang yang memakai Wise, dan kita cukup confident dengan itu.

Selama masa pandemi apa ada tren pertumbuhan dari transaksi di Wise?

Kita sejak launching dari tahun lalu, pertumbuhannya menggembirakan. Kita melihat pertumbuhan itu signifikan. Saya kan mantan ekonom, sering melihat makronya seperti apa. Sebetulnya kalau kita melihat forecast-nya kalau global remitansi itu stagnan atau cenderung turun. Tapi, kalau untuk Wise sendiri kita secara global itu sangat positif. Ini beririsan dengan berubahnya kebutuhan customer merujuk kepada layanan yang lebih digital. Dibandingkan kebiasaan mereka yang dulu harus ke kantor cabang, berinteraksi dengan orang, bawa uang kas, sekarang mereka lebih memilih layanan yang serba digital. Pertumbuhannya sangat positif even during pandemic.

Ada target ekspansi ke layanan bisnis remitansi menyasar korporat dan pelaku bisnis?

Ke depannya, kita membuka lebar infrastruktur kita untuk lebih banyak [segmen], tidak hanya retail dan UMKM tetapi juga perusahaan besar maupun jasa keuangan itu sendiri. Contohnya, kalau di luar negeri itu sudah berpartner dengan bank-bank atau lembaga keuangan yang mungkin menghadirkan layanan keuangan sebaik fitur yang Wise tawarkan, mereka bisa bekerja sama dengan Wise di mana mereka hanya berinteraksi dengan customer melalui aplikasinya mereka tapi ketika sudah bertransaksi, proses pembayarannya akan dihandle oleh Wise, ini kita sebut Wise Platform.

629