Home Milenial Kesetaraan Gender Saat Pandemi, Waktunya Perempuan Jadi Pemimpin di Dunia Kerja

Kesetaraan Gender Saat Pandemi, Waktunya Perempuan Jadi Pemimpin di Dunia Kerja

Jakarta, Gatra.com– Norma gender berkontribusi pada terbentuknya persepsi tentang perempuan dan laki-laki. Stereotipe pemimpin untuk berkarir dan menduduki posisi atau peran-peran tertentu dalam dunia kerja lebih banyak dialami oleh para perempuan muda.

"Plan Indonesia ingin mengajak seluruh pemangku kepentingan ekonomi dan bisnis untuk bersama-sama menyuarakan dukungan bagi perempuan, terutama perempuan muda untuk dapat bekerja sesuai dengan minat dan bakatnya," kata Direktur Eksekutif, Plan Indonesia, Dini Widiastuti dalam dialog Covid-19: Menapaki Kembali Jalur Kesetaraan Gender di Tempat Kerja” pada Selasa (23/11).

Juga menapaki karir dalam lingkungan kerja yang bukan hanya memberikan kesempatan sama bagi perempuan dan laki-laki. "Tetapi juga secara nyata membantu mengurangi hambatan-hambatan bagi perempuan untuk bekerja dan memimpin,” kata Dini.

Indonesia menempati peringkat ke-101 dalam Global Gender Gap Index 2021 oleh World Economic Forum. Data International Labor Organization (ILO) 2019 menyebut sebelum pandemi Covid-19, di Indonesia hanya 52% perempuan dipekerjakan dibandingkan dengan laki-laki sebesar 72%.

Pada tahun 2020, sejak awal penyebaran Covid-19 diperkirakan 82% perempuan melakukan pekerjaan informal, dibandingkan dengan 74% laki-laki. Kurangnya perlindungan sosial bagi mereka dengan pekerjaan informal semakin meningkatkan kerentanan masyarakat terhadap krisis Covid-19.

Direktur SDM & Hukum PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Tina T. Kemala Intan  mengatakan, budaya yang setara dan inklusif merupakan hal yang sangat penting diwujudkan dalam lingkungan kerja, tidak terkecuali di BUMN.

“Seperti yang disampaikan Menteri Badan Usaha Milik Negara, Bapak Erick Thohir, Kementerian BUMN menargetkan perempuan menduduki 15% posisi direksi BUMN pada 2021 dan meningkat menjadi 25% pada 2023. Hal ini merupakan salah satu bagian dari transformasi SDM BUMN dalam mewujudkan kesetaraan kepemimpinan,” jelas Ketua Srikandi BUMN itu.

General Manager Human Capital PT Kimia Farma Tbk dan Perkawilan Srikandi BUMN, Hastuti Assauri menyadari bahwa kesetaraan gender masih menjadi pekerjaan rumah bagi banyak instansi perusahaan. Srikandi BUMN berkomitmen untuk terus mendorong terwujudkan kesetaraan gender.

"Sejalan dengan visi dan misi Srikandi BUMN, kami yakin bahwa keterlibatan perempuan di dunia kerja tidak hanya mampu mendorong inklusifitas dan menunjukkan bahwa perempuan dapat memimpin, terlebih lagi, upaya ini dapat memberi makna dan mendorong peningkatan kinerja suatu perusahaan," paparnya.

VP HC Experience Management, PT Telekomunikasi Selular, Andry Firdiansyah mengatakan bahwa di dunia kerja, laki-laki juga memiliki peran yang penting untuk memastikan lingkungan kerja mendukung perempuan maju dan memimpin.

"Komitmen ini juga telah kami jalankan di Telkomsel dimana kami tidak hanya terus berupaya untuk mendorong karyawan perempuan di perusahaan untuk terus mengasah kemampuan dan potensi diri  Juga menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, aman dan nyaman bagi perempuan,” papar Andry

Chief of Kumparan Woman, Fitria Sofyani menyebut bahwa untuk mendorong kesetaraan gender, edukasi terhadap masyarakat luas menjadi hal yang penting. Di sini lah pentingnya peranan media untuk melakukan edukasi pada masyarakat terkait kesetaraan gender.

"Saya berharap ke depannya akan semakin banyak percakapan serta edukasi tercipta yang mengajak perusahaan untuk menciptakan kebijakan yang mendorong perempuan Indonesia untuk terus maju dan memimpin,” ungkap Fitria.

Direktur Komunikasi, Hubungan Publik dan Keberlanjutan, L’Oréal Indonesia, Melanie Masriel mengungkapkan, L’Oreal memiliki payung kebijakan yang memastikan adanya inklusivitas gender dalam lingkungan kerja. Salah satunya, yaitu share and care yang mencakup fasilitas kesehatan seperti kesehatan mental.

"Adanya berbagai kebijakan perusahaan yang berpihak pada perempuan seperti maternity leave selama 16 minggu, child care, training parenting, ruang laktasi, dukungan psikososial bagi perempuan, serta banyak lainnya,” ungkap Masriel.

Bagi  Adinda Destifanny, Finalis #GirlsTakeover 2021 kesetaraan perempuan masih terjadi dimana perempuan masih mengalami berbagai tantangan untuk dapat berkarir dan menjadi pemimpin. "Sehingga, penting untuk memastikan perempuan sejak usia muda dipersiapkan dan diberdayakan," katanya.

Hal ini agar mereka dapat terus berkarir dan mencapai posisi-posisi penting. "Saya berharap di berbagai sektor usaha, akan ada lebih banyak kebijakan yang menyuarakan kesetaraan gender,” katanya berharap.

634