Home Apa Siapa Susi Pudjiastuti Tenggelamkan Jenuh

Susi Pudjiastuti Tenggelamkan Jenuh

Jakarta, Gatra.com – "Tenggelamkan!" Demikian ucapan tegas yang kerap dilontarkan Susi Pudjiastuti kepada kapal-kapal pelaku illegal fishing, ketika ia menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014--2019. Setelah tak lagi menjadi menteri, ternyata Susi kini tengah sibuk melakukan aktivitas ‘menenggelamkan’ rasa jenuh karena harus di rumah saja hampir sekitar dua tahun gegara pandemi Covid-19.

Untungnya, perempuan kelahiran Pangandaran, Jawa Barat, ini mempunyai cara ampuh mengatasi kejenuhan, yaitu dengan bercocok tanam atau berkebun di pekarangan rumahnya. Kegiatan ini, diakui Susi bisa menenangkan hati dan pikiran, sekaligus menyehatkan mental karena menjadikannya bahagia, relaks, dan sehat. Menurut Susi, kesehatan lebih penting daripada apa pun.

"Bagi saya, [kegiatan] cocok tanam merupakan salah satu me time (waktu untuk diri sendiri). It's kill your fatigue, your bored. Nobody bothering you. Nobody talking to you [ini membunuh kelelahanmu, kebosananmu, tak ada yang menggangume, tak ada yang berbicara denganmu]," ucapnya dalam suatu acara virtual yang diikuti Misbah Nurdi dari Gatra.

Susi menjelaskan, berkebun sama seperti meditasi dan bentuk komunikasi dirinya dengan alam. Kepuasannya dalam berkebun semakin membuncah ketika tanaman yang ditanamnya berbuah. Rasa bahagia semacam inilah yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh atau imun.

Kesukaan Susi terhadap tanaman berawal dari rutinitas berkebun yang dilakukan sang ibu, Hajjah Suwuh Lasminah. Dari kesukaan menjadi hobi, dan itu mengalir begitu saja. Susi menanam berbagai tanaman, mulai dari buah-buahan, seperti semangka, kelapa, tomat, kacang, pare, dan sayurmayur lainnya.

Susi mengaku makin giat berkebun setelah tidak lagi menjabat sebagai menteri lantaran kesibukannya telah berkurang. Ia pun turut menanam sejumlah tanaman yang ia sukai. Lumayan, hasilnya dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan konsumsi harian keluarganya.

Meski begitu, Susi tak berniat untuk serius mengembangkan hobi berkebunnya menjadi bisnis skala besar. Sebab, ia hanya ingin menikmati masa tuanya bersama keluarga dan cucunya, setelah bekerja keras sejak usia 17 tahun.

"Saat ini, saya mencari sesuatu yang berkaitan dengan my personal passion [semangat diri saya], seperti humanisme, lingkungan, dan kelautan tentang bagaimana menjaga keberlanjutannya, melindunginya, serta membantu komunitas supaya kehidupannya lebih baik," katanya.

Susi mendorong kaum muda agar berani mengambil alih kepemimpinan terkait gerakan gaya hidup ramah lingkungan. "Tujuannya demi kelestarian alam dan generasi selanjutnya," kata pemilik maskapai Susi Air ini.

558