Home Pendidikan Hari Guru Nasional, Saatnya Guru Honorer Digaji Setara UMK

Hari Guru Nasional, Saatnya Guru Honorer Digaji Setara UMK

Semarang, Gatra.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo meminta bupati/wali kota memberikan penghargaan pada guru honorer.

Sebab sampai saat ini, masih banyak guru honorer di yang berada di bawah naungan bupati/wali Kota belum mendapatkan upah layak. “Saya mendorong para bupati dan walikota dan DPRD kabupaten/kota untuk lebih memperhatikan nasib guru honorer. Saya harap tahun depan semua sudah bisa dapat gaji setara UMK,” katanya usai memimpin upacara peringatan Hari Guru Nasional di SLB Negeri Semarang, Kamis (25/11).

Menurut Ganjar, untuk guru honorer SMA/SMK yang berada di bawah naungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng semua sudah mendapat gaji setara upah minimum kabupaten/kota (UMK).

Namun, untuk guru honorer SD-SMP yang berada di bawah naungan kabupaten/kota, banyak yang belum mendapatkan haknya secara layak.

Untuk menaikan gaji guru honorer setara UMK, tidak ada yang sulit. Semua bisa dilakukan, asal ada kemauan yang kuat dari kepala daerah.

“Tolong mereka dibayar setara UMK. Jangan bilang tidak ada. Kalau tidak ada, ya gaji bupati/wali kota yang dikurangi, jangan mereka guru honorer yang ditunda,” tandasnya.

UMK itu, lanjut Ganjar sangat kecil untuk penghargaan pada guru honorer yang penuh pengabdian selama belasan tahun mendidik siswa.

“Itu upah minimum lho, kasihan mereka. Padahal mereka sudah bekerja ada yang belasan tahun. Jadi tolong, saya mendorong semua memperjuangkan itu,” harapnya.

Ganjar berpesan pada seluruh guru di tanah air khususnya di Jateng tetap menjadi panutan. Sebagai guru, mereka harus bisa digugu lan ditiru oleh seluruh anak didiknya.

"Selamat Hari Guru Nasional. Terima kasih sudah menyiapkan anak-anak kita menjadi generasi emas. Terus berikan pendidikan karakter, ajarkan kasih sayang diantara mereka, jangan ajarkan mereka saling membenci pada sesama,” ujarnya.

Upacara peringatan Hari Guru Nasional sendiri digelar berbeda di Jateng. Jika biasanya peserta upacara memakai seragam PGRI, kali ini peserta menggunakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia.

Ada yang berpakaian adat Lampung, Padang, Kalimantan, Bali dan lainnya. Ganjar sendiri tampil dengan memakai baju adat makassar.

490