Home Ekonomi Alasan UMKM Mewajibkan Go Digital

Alasan UMKM Mewajibkan Go Digital

Banyumas, Gatra.com – Ratusan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) mengikuti Digital Enterpreneurship Academy (DEA) yang digelar Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian (BPSDMP) Kominfo Yogyakarta di Ballroom Hotel Kresna dan Hotel Dafam Wonosobo.

Melalui DEA yang dimulai pada Rabu (1/12) tersebut para pelaku UMKM di Kabupaten Wonosobo didorong untuk menerapkan prinsip-prinsip usaha berbasis digital, dengan menyesuaikan perkembangan tekonologi informasi terkini.

Salah satu narasumber DEA dari Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Wonosobo, Zulfahmi menyebut ada setidaknya tujuh alasan para pelaku usaha kecil menengah mesti beralih ke digital atau diistilahkannya dengan go digital.

Yaitu, untuk menjangkau pasar yang lebih luas, meminimalisir hilangnya target pasar dan pertimbangan pertumbuhan pengguna internet yang kian pesat.

“Alasan lainnya, agar UMKM menjadi lebih professional, biaya operasional lebih rendah dan bujet pemasaran bisa diatur sesuai dengan kebutuhan serta berharap pertumbuhan usaha lebih cepat,” katanya, Kamis (2/12).

Menurutnya, para pelaku UKM di Wonosobo juga harus punya semangat lebih. Di masa pandemi hampir semua sektor melemah, sehingga adanya DEA diharapkan dapat membantu mereka menghadapi situasi menuju kestabilan usaha.

Sementara, Pelaksana Tugas Kepala Diskominfo Kabupaten Wonosobo, Retno Eko SN juga menegaskan pentingnya pemahaman terhadap tekonologi informasi bagi para pelaku UMKM di kota berhawa sejuk ini.

“Pada Bulan Maret 2021, data mengungkap jumlah pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 212 juta jiwa lebih, dan ini jelas merupakan pasar yang sangat potensial,” ungkap Retno.

Adanya inisiatif dari BPSDMP Kominfo Yogyakarta, diakuinya sangat layak untuk diapresiasi, karena dengan DEA, para pelaku UKM mendapatkan ilmu berharga untuk pengembangan usaha mereka. 

Pemerintah Kabupaten Wonosobo, juga terus berupaya mendorong agar pengusaha-pengusaha lokal mendapatkan kesempatan untuk berkembang.

Melalui Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM, Retno menyebut pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk pelatihan kerajinan bambu, temu mitra dengan pembeli atau buyer potensial, serta pelatihan home industry dan fasilitasi kemitraan usaha bagi pelaku UKM. Dengan begitu, UMKM bisa bersaing di pasar terbuka dan bahkan global.

“Ada pula pelatihan marketplace, inovasi produk olahan jamur pelatihan pemisahan USP dengan unit usaha lain, hingga pelatihan manajemen usaha kecil yang dibiayai Dana Alokasi Khusus (DAK),” tandasnya.

Perwakilan dari BPSDMP Yogyakarta, Suwarto menambahkan, DEA hadir sebagai sarana mengembangkan sistem jaringan usaha pelaku UMKM dengan basis pasar bisnis yang kuat. 

“Revolusi industri 4.0 adalah tantangan sektor perdagangan agar semakin kompetitif, sehingga semua pelaku usaha harus mampu bersahabat dengan perkembangan teknologi,” tutur Suwarto.

Bagi pelaku UKM, DEA menjadi kunci untuk memperluas kompetensi digital marketing yang mampu memberikan ruh ideologi sesuai misi kedua pemerintah daerah, yaitu membangun perekonomian yang tangguh melalui produk-produk unggulan.

1237