Home Internasional Twitter Hapus 3.465 Akun Propaganda yang Didukung Pemerintah

Twitter Hapus 3.465 Akun Propaganda yang Didukung Pemerintah

San Frasisco, Gatra.com - Twitter mengungkapkan telah menghapus 3.465 akun propaganda yang telah beroperasi dan didukung pemerintah. Di mana akun-akun tersebut ditautkan pada 6 negara, yaitu Cina, Meksiko, Rusia, Tanzania, Uganda, dan Venezuela.

Raksasa media sosial itu mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada Kamis, (2/12), yakni sebagian besar profil yang dihapus atau sebanyak 2.048 adalah narasi Partai Komunis Cina yang diperkuat terkait dengan perlakuan terhadap para warga Uighur di Provinsi Xinjiang, Cina. 

Kemudian 112 akun lain yang dihapus itu terhubung ke Changyu Culture, sebuah perusahaan swasta yang didukung oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Xinjiang, sebagaimana dilansir dari stasiun berita Al Jazeera pada Jumat, (3/12).

Sementara itu, Cina telah lama dituduh melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap kelompok etnis yang sebagian besar Muslim. Aktivis dan pakar HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan setidaknya 1 juta orang Uighur ditahan di kamp-kamp di wilayah barat yang terpencil.

Para aktivis dan beberapa politisi Barat menuduh Cina menggunakan penyiksaan, kerja paksa, dan sterilisasi. Di sisi lain, Cina menyangkal pelanggaran HAM di Xinjiang dan mengatakan kamp-kampnya diperlukan untuk "memerangi ekstremisme" dan memberikan pelatihan kejuruan.

Di Uganda, Twitter juga menghapus jaringan 418 akun yang terlibat dalam aktivitas tidak autentik yang terkoordinasi guna mendukung Presiden Uganda Yoweri Museveni dan partainya, Gerakan Perlawanan Nasional. Selain itu, hampir 270 akun juga ditutup di Tanzania setelah ditemukan pengajuan laporan itikad buruk di Twitter, yang menargetkan anggota dan pendukung FichuaTanzania, sebuah kelompok hak-hak sipil.

Twitter juga menutup 16 akun yang ditautkan ke Internet Research Agency, sebuah perusahaan Rusia yang diberi label "troll farm" oleh para kritikus, yang menjalankan kampanye pengaruh online pro-pemerintah. 

"Operasi tersebut mengandalkan campuran akun tidak autentik dan nyata untuk memperkenalkan sudut pandang pro-Rusia ke dalam wacana politik Afrika Tengah," kata Twitter.

Mereka pun mengatakan bahwa akun-akun yang dilarang tersebut juga mencakup 276 yang membagikan konten pro-pemerintah di Meksiko. Serta 277 di Venezuela yang memperkuat akun, tagar, dan topik untuk mendukung pemerintah dan narasi resminya.

142