Home Apa Siapa Hamdan Zoelva Kembali Pimpin Syarikat Islam

Hamdan Zoelva Kembali Pimpin Syarikat Islam

Jakarta, Gatra.com – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Hamdan Zulfa, kembali didapuk sebagai Ketua Umum (Ketum) Syarikat Islam untuk periode lima tahun ke depan.

Hamdan dalam keterangan pada Senin (6/12), menyampaikan, kemerdekaan sejati adalah ketika ummat Islam tidak didikte oleh siapa pun dan dia memutuskan kehendaknya sesuai ajaran Islam.

Hamdan kembali terpilih sebagai Ketum Syarikat Islam dalam Sidang Paripurna VII Kongres Nasional Syarikat Islam ke-41 di Solo, Jawa Tengah (Jateng), akhir pekan kemarin. Dia terpilih secara aklamasi setelah peserta kongres kembali memberikan mandat.

Hamdan Zoelva mengawali kariernya sebagai asisten dosen di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar pada tahun 1986-1987. Selepas itu, Hamdan merantau ke Jakarta dan menjadi asisten pengacara pada kantor hukum OC. Kaligis & Associaties.

Hamdan kemudian mendirikan kantor hukum SPJH & Law Firm dan dibubarkan pada 2024. Pada saat Reformasi, dia bersama sejumlah rekannya mendirikan Partai Bulan Bintang (PBB). Dia menjabat sebagai wakil sekretaris jenderal (Wasekjen).

Pada Pileg 1999, Hamdan terpilih menjadi anggota DPR dari daera pemilihan kelahirannya, Nusa Tenggra Barat (NTB). Dia lantas mendapuk Sekretaris Fraksi PBB di DPR.

Perjalanan karier Hamdan terus melangbung. Pada tahun 2010, dia menjadi hakim MK. Dia kemudian diangkat menjadi ketua MK menggatikan Akil Mochtar yang diberhentikan pada 5 Oktober gegara menjadi kasus korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hamdan akhirnya pensiun.

Kembali ke kongres yang bertajuk “Penguatan Dakwah Ekonomi Menghadapi Era Masyarakat 5.0” dengan tagline: “Kembali ke Laweyan” tersebut, juga menetapkan H. Ahmad Farial sebagai Ketua Dewan Pusat Syarikat Islam.

“Kembali ke Laweyan” merupakan pengejawantahan ketentuan konstitusi organisasi yang menjadi ajang pertemuan akbar kaum Syarikat Islam yang bertujuan untuk menetapkan kebijakan-kebijakan strategis organisasi untuk jangka pendek dan panjang.

Semangat kembali ke Laweyan adalah kembali ke adat dan budaya bangsa dengan semangat berusaha bagi anak negeri, kembali memajukan Usaha Kreatif Mandiri (UKM) --terjemahan kaum SI saat ini-- dan kembali berjuang untuk kemerdekaan sejati.

Terlebih pada dunia yang sebentar lagi masuk ke dalam era masyarakat 5.0, penggunaan artificial intelligent dan teknologi blockchain akan semakin marak pada beberapa tahun mendatang.

Kaum Syarikat Islam mengajak seluruh umat Islam di Indonesia menyongsong datangnya era masyarakat baru ini dengat semangat dan mewujudkan kemerdekaan sejati.

1631