Home Ekonomi Apartemen Ikan Membuat Aktivitas Penangkapan Ikan Nelayan Berkelanjutan

Apartemen Ikan Membuat Aktivitas Penangkapan Ikan Nelayan Berkelanjutan

Jakarta, Gatra.com – Aktivitas penangkapan ikan yang dilakukan nelayan di pesisir Delta Mahakam, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim), lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan pascameninggalkan penggunaan trawl dan beralih memakai inovasi apartemen ikan.

Field Manager PT Pertamina Hulu Mahakam-Lapangan South Processing (PHM-SPU), Hosna Wiranto Nasution, menyampaikan, penggunaan inovasi apartemen ikan ini ramah lingkungan dengan bahan dari bambu, beton, dan partisi sehingga 32,4 hektare area mangrove terselamatkan.

Menurutnya, efektivitas apartemen ikan didukung oleh peralatan GPS dan fish finder yang dikenalkan oleh PHM-SPU untuk memastikan akurasi titik tangkap nelayan saat melaut. Perubahan cara melakukan usaha tangkap ini sudah mengurangi pemakaian bahan bakar kapal dan lebih efektif ketimbang sebelumnya.

“Dari penghematan bahan bakar kapal, kegiatan nelayan dapat mengurangi emisi sebesar 7.628,7 ton CO2 per tahun,” katanya dalam keterangan pers pada Selasa (14/12).

Menurut Hosna, program ini juga menjawab sinergi kegiatan antara operasional migas, jalur pelayaran dan usaha tangkap nelayan. Hasil dari program ini, meningkatnya pendapatan para nelayan sebesar 115%.

Begitupun pada musim paceklik sekitar 90 hari lebih per tahun, nelayan juga tetap produktif, dengan adanya bengkel nelayan yang difasilitasi oleh PHM-SPU dan menjadi bengkel pertama di pesisir yang dikelola oleh kelompok nelayan, penghematan perawatan sarana prasarana nelayan pun mencapai 4,8 juta per tahun.

Hosna mengungkapkan, ini merupakan bagian dari program Nelayanku Hebat yang dilucurkan pihaknya pada 2018. Nelayanku Hebat adalah kependekan dari Nelayan Kuat, Harmonis, Berdaya, dan Bermartabat.

Ia menjelaskan, Nelayanku Hebat tersebut diluncurkan PHM-SPU sebagai andil perusahaan yang juga beroperasi di wilayah Delta Mahakam. Program Nelayanku Hebat dilakukan di wilayah Pesisir Delta Mahakam, Desa Muara Pantuan dan Sepatin, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara. Wilayah ini menjadi Ring 1 desa binaan PHM-SPU.

Istri nelayan sedang menjemur ikan. (Dok. PHM-SPU)

“PHM-SPU membina 12 kelompok beranggotakan 170 orang dari dua desa, sebagai motor penggerak program sebagai local hero saudara H. Azis [Ketua KUB Pantuan Jaya],” kata Hosna.

PHM-SPU meluncurkan program tersebut setelah mengidentifikasi persoalan nelayan tradisional di pesisir Delta Mahakam, di antaranya kondisi geografis dan alam, praktik perikanan yang tidak ramah lingkungan, serta faktor ketidakberdayaan nelayan.

“Telah mengidentifikasi hal-hal tersebut sehingga untuk membantu mengatasinya, diluncurkanlah program Nelayanku Hebat,” ungkapnya.

Bupati Kutai Kartanegara, Edi Darmansyah, juga mendukung Program Nelayanku Hebat saat bupati mengunjungi Desa Muara Pantuanuntuk memantau efektivitas alat bantu tangkap ikan nelayan binaan PHM pada Februari 2021. Edi menyambut baik pelaksanaan program ini dan berharap dapat meningkatkan kesejahteraan para nelayan.

Dalam menjalankan program Nelayanku Hebat, PHM-SPU berkolaborasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara. Sinergi dilakukan dalam menentukan titik-titik rumpon yang menjadi area para nelayan mencari ikan.

Titik-titik yang diidentifikasi telah dipastikan aman dari kegiatan operasi hulu migas sehingga keberadaan berbagai instalasi produksi migas PHM, yang termasuk kategori Objek Vital Nasional (Obvitnas), ikut terjaga.

“Kami juga diajarkan oleh PHM-SPU bagaimana caranya menggunakan teknologi GPS dan Fishfinder, yang menjadi informasi lokasi titik rumpon kami sehingga kami tidak perlu lagi boros fuel (BBM) untuk berkeliling mencari titik rumpon, terutama ketika penanda rumpon kami hilang. Kami juga terbebeas dari punggawa [tengkulak],” ungkap Azis.

Menjemur ikan. (Dok. PHM SPU)

Hosna mengatakan, pogram ini. melibatkan 2 orang penyandang disabilitas dalam kegiatan bengkel. Ini sebagai bentuk kepedulian dan pemberdayaan kaum rentan oleh kelompok nelayan, agar mereka bisa mendapatkan kesempatan dan penghasilan dari keterbatasan yang ada.

Tak hanya di hulu, Program Nelayanku Hebat PHMU-SPU juga menyasar sektor hilir untuk di intervensi. Pemasaran hasil perikanan melalui penyerapan produk nelayan ke catering PHM-SPU beserta kontraktornya dan pemberdayaan istri nelayan untuk mengolah hasil dan limbah perikanan menjadi produk olahan baru yang dipasarkan di desa dan luar desa secara offline dan online. Omzet Rp60 juta per tahun dengan perlibatan empat kelompok UKM yang memberdayakan 65 perempuan pesisir.

“Pengembangan lanjutan untuk mendukung keberlanjutan program juga dilakukan dengan inisiasi wisata pancing Desa Muara Pantuan yang saat ini cukup menarik animo para penggemar kegiatan memancing,” ujarnya.

General Manager PHM, Agus Amperianto, mengatkaan, sesuai dengan misi perusahaan untuk selalu menjalankan kegiatan operasinya yang berorientasi terhadap kelestarian lingkungan serta memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan di sekitar wilayah kerja operasi perusahaan, PHM selalu berkomitmen untuk melakukan pemberdayaan untuk masyarakat di sekitar wilayah operasinya.

Pemberdayaan tesebut dilakukan baik yang berada di ring satu maupun ring dua sekitar perusahaan. Hal ini bisa tercermin dalam kegiatan-kegiatan CSR perusahaan yang telah berjalan dengan sangat baik, seperti program Nelayanku Hebat, Petani Maju 4.0, Pais Patin di ring satu perusahaan dan program Wasteco (Waste to Energy for Community), dan Komik Pesut Mahakam (Konservasi Endemik Pesut Mahakam).

Selain memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan, lanjut Agus, PHM juga berharap agar program-program yang dilaksanakan ini dapat menciptakan masyarakat yang mandiri, berdaya, adil dan makmur.

Di samping itu, kata dia, PHM juga sangat mendukung adanya replikasi yang dapat dilakukan oleh para local hero pihaknya ke lokasi-lokasi lainnya, baik sekitar wilayah operasi perusahaan maupun wilayah lain.

“Sebagai contoh, saat ini program Nelayanku Hebat oleh Pak Azis ini telah direplikasi sampai wilayah yang cukup jauh, yaitu wilayah perbatasan Kalimantan, tepatnya di Sebatik, Kabupaten Nunukan, selain replikasi di Biduk Biduk Kabupaten Berau,” katanya.

Agus menilai, ini tentunya sangat membanggakan karena menunjukkan bahwa program yang telah dibina oleh PHM dapat bermanfaat bagi masyarakat luas dan mudah untuk diterapkan di lokasi lain.

556