Home Gaya Hidup Disrupsi Teknologi Informasi Gerus Kesenian Ketoprak

Disrupsi Teknologi Informasi Gerus Kesenian Ketoprak

Pati, Gatra.com – Kabupaten Pati terkenal dengan kesenian ketoprak. Ini bahkan merupakan grup kesenian terbesar di Jawa Tengah (Jateng). Hanya saja, peminatnya mulai berkurang tergerus zaman. Mengingat adanya pergolakan pada teknologi internet yang mengusik ekosistem kebudayaan nasional. 

Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah, Endro Dwi Cahyono, mengatakan, berkenan hal itu, pertunjukan ketoprak harus masif diperkenalkan kembali kepada generasi milenial. Satu caranya dengan menampilkannya melalui kanal-kanal platform media sosial (Medsos), agar kesenian ini tidak sirna. 

"Kami sangat khawatir dengan disrupsi teknologi informasi. Ini terjadi ketimpangan dalam transfer budaya yang mana kita sebagai bangsa yang besar dan memiliki budaya yang multikultural, saat ini jomplang dan hanya di posisi sebagai konsumen saja," ujarnya di Aula Dewi Pengayom Bangsa, Rabu (22/12).

Endro mengatakan, teknologi informasi dan internet menjadi alat untuk mengenalkan kebudayaan Indonesia yang sangat beragam ke luar negara, bukan malah sebaliknya. Sayangnya, pembangunan berbasis kebudayaan di Indonesia masih gagap. 

Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah, Endro Dwi Cahyono. (GATRA/Ahmad Muharror)

"Contohnya drakor [drama Korea] yang mengalahkan pentas seni yang kita miliki, itu bagian kecil saja, banyak budaya luar negeri dan kita hanya menjadi consumer-nya saja. Bukannya budaya kita yang diperkenalkan ke luar, tetapi malah budaya luar masuk sini," ungkapnya. 

Adanya pentas kesenian ketoprak yang diusung secara virtual diharapkan dapat menyelamatkan ekosistem budaya nasional. Sehingga jati diri bangsa Indonesia tetap ada dan diminati, terlebih kaum muda.

"Ketoprak Wahyu Menggolo dengan lakon Kebo Marcuet ini akan diselenggarakan pada malam Minggu, jam [pukul] 19.00 WIB," ungkapnya. 

Endro menyebut bahwa kebudayaan Tanah Air memiliki kearifan lokal yang sangat kuat untuk menciptakan pribadi yang berkarakter. Sehingga perlu dilestarikan keberadaannya. 

"Selain pesan-pesan luhur yang ada melalui ketoprak ini. Sekaligus nguri-uri budaya. Supaya tontonan generasi muda yang saat ini terlalu tersihir dengan budaya luar, itu dapat diingatkan bahwa kita punya budaya yang luar biasa. Dan memiliki nilai-nilai positif dalam setiap kisah yang ditampilkan melalui pagelaran ketoprak," bebernya. 

1932