Pati, Gatra.com - Menjelang pergantian tahun, harga telur ayam di Kabupaten Pati, Jawa Tengah meroket hingga Rp29.000 per kilogram. Bahkan pada dua hari lalu, sempat melonjak hingga Rp32.000 per kilogram. Kondisi ini membuat lesu penjualan telur di pasar lokal.
Pedagang sembako Pasar Puri Baru, Zainal Arifin mengatakan, tingginya harga telur ayam sudah terjadi sepekan ini. Normalnya harga telur dijual Rp23.500 per kilogram. Namun saat ini harga telur naik secara ugal-ugalan dan sempat tembus Rp32.000.
"Seminggu ini adalah yang paling tinggi. Bahkan sempat di atas 32.000 rupiah. Belum pernah di tahun-tahun sebelumnya sampai harga segitu. Paling dulu mentok 29.000 rupiah. Kalau sekarang sama, sudah turun 29.000 rupiah, itu masih tinggi," ujarnya, Selasa (28/12).
Ia menyebut, libur Natal dan tahun baru (Nataru) bukan yang menjadi penyebab melejitnya harga telur ayam. Mengingat, kenaikan telur biasanya hanya terjadi menjelang momen hari raya Idul Fitri saja.
"Naiknya itu hampir berbarengan sama penyaluran bantuan program keluarga harapan (PKH). Nah, dua hari setelahnya harga telur naik tajam, dari 23.000 rupiah jadi 32.000," terangnya.
Berkenaan hal itu, Zainal pun ogah-ogahan membeli banyak telur di kiosnya. Ia khawatir, saat menyetok banyak, harga telur kembali turun. Selain itu, permintaan telur di pasaran pun cenderung lesu karena harganya yang cukup tinggi.
"Ini paling ambil lima hingga enam kotak saja. Enggak berani nyetok banyak. Ini saja kalau tiga hari enggak habis dan harga kembali normal, sudah pasti rugi," terangnya.
Ditambahkan, untuk harga telur yang normal yakni Rp23.500 per kilogram, dengan harga tersebut, peternak sudah mendapatkan keuntungan, begitupun penjual. Namun, pernah juga harga telur hancur di angka Rp16.000 per kilogram.
"Kalau harga hancur, kami yang jualan ini sih tidak masalah. Namun kasihan peternak juga. Apalagi saat harga Rp16.000, kabarnya banyak peternak yang bangrut dan gulung tikar. Ini kan kasihan juga," jelasnya.
