Home Pendidikan Seminggu PTM 100 Persen, Pelanggaran Prokes Masih Ditemukan

Seminggu PTM 100 Persen, Pelanggaran Prokes Masih Ditemukan

Jakarta, Gatra.com - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) masih menemukan adanya pelanggaran protokol kesehatan di sekolah kala menjalankan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen selama seminggu belakangan. 
 
Beberapa pelanggaran yang ditemukan adalah masih adanya kerumunan hingga masih adanya kantin-kantin sekolah yang secara diam-diam dibuka. Padahal hal tersebut secara aturan jelas tidak boleh dilakukan.
 
"Salah satu alasan kenapa diam-diam kantin tetap buka adalah tidak semua siswa membawa bekal makan dari rumah, sebab orang tua mereka bekerja dan tidak memiliki asisten rumah tangga. Sehingga sekolah berinisiatif membuka kantin. Dilematis sebenarnya," ujar Kepala Bidang Advokasi P2G, Iman Zanatul Haeri Kepada Wartawan, Rabu (12/1).
 
Selain itu, kesiapan sekolah atas fasilitas-fasilitas pendukung PTM pun juga masih ditemukan kendala. Paling banyak, ditemukannya sekolah yang tidak memiliki thermogun memadai. Hal ini diperparah dengan belum ketatnya pengawasan terhadap aktivitas anak di sekolah.
 
"Masih banyak siswa yang kedapatan main tiktok di dalam kelas tanpa menggunakan masker. Nah, hal-hal semacam ini perlu dievaluasi. Itulah diantara alasan P2G meminta PTM 100% dilakukan secara bertahap," cetus Iman.  
 
Temuan tersebut teridentifikasi terjadi di beberapa sekolah yang melakukan pelanggaran prokes seperti di Jakarta, Pandeglang, Cilegon, Kabupaten Bogor, Bengkulu, Kabupaten Agam, Solok Selatan, Situbondo, dan Bima. 
 
Oleh karenanya, P2F meminta kepada Satgas Covid-19 serta Guru piket untuk tidak pasif dalam melakukan pengawasan. Monitoring harus aktif dilakukan dalam rangka memantau kegiatan siswa atau tamu yang masuk termasuk pengantar siswa.
 
"Pihak Satgas Covid-19 sekolah yang kebanyakan hanya aktif saat jam datang dan pulang sekolah saja. Seharusnya, di sela-sela waktu tersebut tim juga aktif mengontrol secara bergantian," tandasnya.
160