Home Internasional Houthi Terus Menyerang UEA, AS akan Kirim Kapal Perang dan Jet Tempur

Houthi Terus Menyerang UEA, AS akan Kirim Kapal Perang dan Jet Tempur

Dubai, Gatra.com – Amerika Serikat (AS) akan mengerahkan kapal perusak peluru kendali dan jet tempur canggih untuk membantu mempertahankan Uni Emirat Arab, (UEA) setelah serangkaian serangan rudal dilakukan pemberontak Yaman.

Pernyataan itu diungkap salah satu pejabat di AS, dikutip AFP, Rabu (2/2).

“Pengerahan itu untuk membantu UEA melawan ancaman saat ini, setelah pembicaraan telepon antara Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al-Nahyan,” kata sumber kedutaan AS di UEA.

Sebelumnya, Milisi Houthi Yaman yang didukung Iran mengatakan telah melancarkan serangan ke Uni Emirat Arab. Polisi di ibukota Abu Dhabi melaporkan telah terjadi dua kebakaran.

“Sebuah ledakan yang melibatkan tiga kapal tanker minyak di Abu Dhabi dan kebakaran di lokasi pembangunan bandara baru emirat pada Senin pagi diserang drone,” kata polisi Abu Dhabi dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi WAM, dikutip Reuters.

Houthi merencanakan untuk mengumumkan "operasi militer kualitatif di UEA dalam beberapa jam mendatang,". Informasi itu dari sebuah postingan akun Twitter yang terhubung dengan juru bicara milisi, Yahya Saree.

Kedua kebakaran telah dikendalikan petugas dan lalu lintas udara tidak terpengaruh,” menurut seorang koresponden Al Arabiya.

Tidak ada kerusakan signifikan yang dilaporkan. Investigasi penuh telah diluncurkan untuk mengetahui penyebab kebakaran.

UEA melakukan intervensi dalam perang saudara Yaman pada 2015 sebagai bagian dari Koalisi Arab. Ini mengurangi operasinya pada 2019.

Belum lama ini, sebuah kapal kargo UEA, Rwabee, dibajak oleh pasukan Houthi pada malam 1 Januari.

Menurut Koalisi Arab, kapal itu sedang dalam perjalanan dari Pulau Socotra di Yaman ke pelabuhan Jazan di Arab Saudi, membawa peralatan yang disewa oleh perusahaan Saudi yang digunakan di rumah sakit lapangan di pulau itu.

Houthi mengklaim bahwa kapal itu membawa peralatan militer.

Di atas kapal ada tujuh pelaut India, seorang Etiopia, dan seorang warga Indonesia, seorang Filipina, dan seorang pelaut dari Myanmar.

44