Home Internasional Dibully karena Down Syndrome, Anak Ini Masuk Sekolah Digandeng Presiden

Dibully karena Down Syndrome, Anak Ini Masuk Sekolah Digandeng Presiden

Skopje, Gatra.com - Seorang anak kecil dengan Down Syndrome menjadi korban perundungan di sekolahnya di kota Gostivar, Makedonia Utara, sebuah negara kecil di Eropa Tenggara. Yang terjadi beberapa hari kemudian, Presiden Makedonia Utara Stevo Pendarovski menggandeng tangan anak tersebut, Embia Ademi, berjalan masuk menuju sekolahnya.

Presiden Pendarovski menaruh perhatian pada kasus Embia, dan juga anak-anak Down Syndrome lainnya. “Perlakuan (bully) yang membahayakan hidup anak-anak ini tidak bisa diterima, apalagi ketika itu terjadi pada anak-anak dengan kebutuhan khusus,” ujar juru bicara Kepresidenan kepada CNN.

Untuk itulah, Pendarovski merasa perlu untuk menemui orang tua Embia dan membicarakan tantangan yang Embia dan orang tuanya hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Anak dengan kebutuhan khusus seperti Down Syndrome, lanjut jubir Presiden, seharunya tidak hanya bisa menikmati hak-haknya, namun juga bisa merasakan kesetaraan dan bisa diterima di lingkungan sekolahnya.

“Ini menjadi tugas dan tanggung jawab kai sebagai negara dan juga sebagai individu. Dan kunci dari ini semua adalah empati,” tuturnya.

Presiden Pendarovski juga menyebutkan bahwa empati akan menolong anak-anak seperti Embia. “Dan sebaliknya, juga yang penting, akan membuat orang-orang untuk belajar dari anak-anak seperti Embia bagaimana bersuka cita dengan tulus, membaginya kepada orang sekitar dan solider terhadap sesama,” kata Pendarovski.

Itulah yang kemudian dilakukan Pendarovski dengan menggandeng tangan Embia untuk bersama masuk ke sekolahnya. “Kita ini sama dan setara di masyarakat. Saya datang kesini utnuk memberikan suport dan membangkitkan kesadaran bahwa inklusi adalah prinsip dasar di masyarakat,” ujarnya.

Pendarovski mendukung penuh orang tua Embia dan orang tua anak-anak Down Syndrome lain untuk berjuang mendapatkan hak perlindungan untuk anak-anak mereka.

“Berprasangka buruk adalah ganjalan utama untuk membangun kesetaraan di lapisan masyarakat,” katanya.

Adalah sebuah kewajiban moral bagi setiap negara dan masyarakat, tegasnya, untuk menyediakan pendidikan yang inklusif utamanya bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

12785