Home Ekonomi Undip dan PT Toyota Dampingi Tiga IKM Unggulan Purbalingga

Undip dan PT Toyota Dampingi Tiga IKM Unggulan Purbalingga

Banyumas, Gatra.com – Universitas Diponegoro Semarang (Undip) dan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMII) akan melakukan pendampingan kepada tiga Industri Kecil dan Menengah (IKM) unggulan di Purbalingga.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Purbalingga, Johan Arifin mengatakan, pendampingan tersebut menjadi salah satu kesepakatan pada rapat koordinasi tindak lanjut nota kesepahaman bersama antara TMII serta Undip dan Pemerintah Kabupaten Purbalingga yang dalam hal ini diwakili Dinperindag Purbalingga.

Pendampingan ini dilakukan guna meningkatkan daya saing IKM Unggulan Kabupaten Purbalingga. Tiga IKM tersebut yakni logam, batik serta nanas.

"Kesepakatan terbentuk dalam Rapat koordinasi Selasa 22 Pebr 2022 antara TMMI, UNDIP dan Dinperindag. Dinperindag mengusulkan agar pihak TMMI dan UNDIP dapat melakukan pendampingan peningkatan daya saing untuk produk IKM logam, batik serta nanas, " kata Johan, di Purbalingga.

Adapun pendampingan terhadap IKM Logam ini, lanjut Johan dilakukan agar IKM logam Purbalingga mampu melakukan diversifikasi produk selain knalpot, seperti berupa onderdil atau suku cadang otomotif. Sekaligus dicarikan pangsa pasarnya melalui kerjasama IKM dengan industri menengah besar otomotif.

Tahun 2021 lalu sudah ada dua IKM logam yg berhasil memasok suku cadang dongkrak mobil ke PT.SAS Solo Jateng. "Harapannya ke depan model kerjasama seperti ini dapat terus dikembangkan," ujarnya.

Adapun untuk pemberdayaan IKM Batik, pihaknya ingin punya Kampung Batik Purbalingga nantinya tidak hanya sebagai ikon sentra batik saja. Tapi juga menjadi destinasi wisata baru sebagai wahana eduwisata.

"Diharapkan TMMI dpt menjadi sponsorship mewujudkan hal tersebut," ujarnya.

Terkait peningkatan daya saing produk nanas Purbalingga, melalui kerjasama ini diharapkqn dapat menciptakan teknologi tepat guna untuk kemasan kaleng (pengalengan). Johan mengatakan sampai saat ini IKM nanas yang potensial ekspor terkendala pada biaya pengalengan membuat nilai jual produk menjadi mahal.

"Pihak TMMI dan UNDIP sangat merespon baik dan akan segera melakukan observasi lapangan untuk memgetahui lebih detail potensi dan kendala IKM. Inysha Allah akhir awal Maret observasi bisa dilaksanakan," jelasnya.

1169