Karanganyar, Gatra.com -Terobosan baru unit usaha Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar, Jateng akhirnya diapresiasi. Perusahaan berpelat merah ini tak ragu menjual es batu dengan merambah pasar warung kelontong.
Dirut PUDAM Tirta Lawu Prihanto mengambil keputusan menjual es kristal bukan tanpa alasan. Bahkan ia mantap melepaskan rencana produksi air minum mineral dalam kemasan yang sempat digadang-gadang menjadi sumber anyar pendapatan perusahaannya. Ia tak ragu menjual es kristal meski margin relatif kecil.
"Pedagang sukses mengawalinya dengan jualan berlaba recehan. Kalau ditekuni pasti bisa besar. Enggak perlu malu apalagi berkecil hati karena ini usaha berprospek," katanya kepada wartawan saat launching es kristal sekaligus HUT ke-39 PUDAM Tirta Lawu, Jumat (25/2) sore.
Ia menyebut meski margin kecil namun lebih menguntungkan dibanding air minum kemasan. Es kristal di Karanganyar hanya diproduksi dua perusahaan saja yang menjadi kompetitornya. Sedangkan untuk air minum kemasan memiliki lebih banyak kompetitor yang sudah meraup mayoritas konsumen.
"Jualan air minum kemasan belum tentu laku. Kalau es kristal pastinya habis," katanya.
Dari kapasitas produksi 5 ton per hari, baru direalisasi 2 ton-3 ton. Ia menggandeng agen untuk memasarkannya. Di tingkat eceran dipasang harga Rp7 ribu per kemasan ukuran 5 kilo. Sedangkan tengkulak Rp5 ribu per kemasan.
"Jika penjualan konstan 1,5-2 ton perhari bisa BEP dalam 9 bulan. Kami relatif nol biaya produksi karena air enggak beli, listrik tinggal pakai dan dengan SDM kantor," katanya.
Dalam hal ini, nilai investasi sekitar Rp600 juta untuk pengadaan mesin, freezer dan sarana distribusi es kristal.
Ketua Perwakilan Daerah Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) Jawa Tengah M Haryo Nugroho mengapresiasi terobosan PUDAM Tirta Lawu dalam menambah penghasilan. Menurutnya, terobosan ini baru dirinya temui di Karanganyar.
"Mungkin di Indonesia, baru PUDAM Tirta Lawu yang mau jualan es batu. Semoga berhasil dan sukses," katanya.
