Home Ekonomi BPOM Promosi Produk Makanan Olahan Indonesia di Pasar Timur Tengah

BPOM Promosi Produk Makanan Olahan Indonesia di Pasar Timur Tengah

Dubai, Gatra.com Pemerintah Indonesia melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggencarkan promosi produk makanan olahan Indonesia di Paviliun Indonesia di Expo 2020 Dubai, Uni Emirat Arab (UAE) pada 25 Februari—3 Maret 2022.

“Pada minggu ke-22, Paviliun Indonesia menampilkan berbagai potensi Obat dan Makanan dari Indonesia melalui kehadiran BPOM," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan sekaligus Komisioner Jenderal Paviliun Indonesia Didi Sumedi dalam keterangan tertulis diterima Gatra.com, Jumat (4/3).

Expo 2020 Dubai, lanjut Didi, merupakan momentum yang tepat untuk mendorong dan mengembangakan inovasi serta daya saing produk-produk Indonesia di pasar global. "Gelaran Expo 2020 Dubai juga membuka peluang untuk memperkenalkan hingga menarik buyer maupun importir internasional, khususnya di Pasar Timur Tengah,” tuturnya.

Tidak hanya itu, Didi menyebut bahwa sektor makanan olahan merupakan salah satu andalan ekspor Indonesia. "UAE merupakan pasar potensial sekaligus sebagai sebagai hub bagi Kawasan Teluk dan Timur Tengah," jelasnya.

Nilai ekspor makanan olahan Indonesia ke UEA pada 2020 tercatat sebesar US$89,42 juta, atau meningkat 27,09 persen dibandingkan tahun sebelumnya. "Peluang tersebut membuat kami menggencarkan promosi produk pangan olahan untuk Pasar Timur Tengah”, ungkap Didi.

Mengusung tema “Healthy Life for a Better Future”, BPOM meramaikan Paviliun Indonesia dengan memperkenalkan potensi bidang industri farmasi, obat tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik, dan pangan olahan Indonesia.

Pada acara seminar, BPOM mengangkat tema mengenai Dukungan Pemerintah dan Peluang Investasi di Bidang Industri Obat, Kosmetik dan Pangan olahan. Sedangkan pada forum bisnis, BPOM  menghadirkan para regulator obat tradisional, kosmetik, suplemen kesehatan dan pangan olahan.

Regulator yang diundang berasal dari Australia, Republik Rakyat Tiongkok, India, dan Turki yang berbagi informasi regulasi dan persyaratan izin masuk produk di negara tersebut. Tujuannya, untuk memberikan pemahaman kepada pelaku usaha agar produk Indonesia dapat dipasarkan di negara-negara tersebut.

Selain itu, BPOM juga turut mengadakan business matching yang menargetkan buyer dan importir potensial dari Timur Tengah. Produk-produk yang ditargetkan yaitu produk farmasi, obat tradisional, suplemen kesehatan, dan kosmetik. Selain itu, pangan olahan menjadi produk yang berpotensi untuk menjadi peluang ekspor.

“Saat ini kami dari BPOM semakin memfokuskan upaya untuk meningkatkan investasi asing bidang industri farmasi di Indonesia. Tidak hanya itu, kami juga membawa potensi pangan olahan dan kosmetik herbal yang dapat membuka peluang ekspor yang lebih besar ke Timur Tengah," ungkap Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan, Rita Endang.

Menurutnya, ekspor produk farmasi dan kosmetik berbasis herbal sangat berpotensi untuk dikembangkan. Permintaan pasar impor dunia terhadap produk obat dan kosmetika tumbuh pesat, rata-rata 17% dan 15% per tahun.

"Indonesia merupakan salah satu negara terbesar dalam industri obat tradisional dan kosmetika alami berbahan baku tumbuh-tumbuhan yang juga berpotensi cukup besar untuk bersaing di pasar dunia,” tutur Rita Endang.

Selain serangkaian acara di atas, BPOM juga memamerkan aneka produk farmasi, pangan, dan kosmetik dari Indonesia di area Rolling Exhibition Paviliun Indonesia. Beberapa diantaranya adalah Real Time PCR Kit dan vaksin Covid-19 yang merupakan produksi Bio Farma.

Obat herbal yang dipamerkan mulai dari suplemen temulawak, teh herbal, sari jahe, hingga jamu penguat imunitas (booster). Sedangkan produk pangan yang dipamerkan, yakni mulai dari bumbu, rempah, dan makanan olahan.

Produk kosmetik yang juga dipamerkan seperti produk perawatan tubuh, rambut, hingga wajah yang seluruhnya berada di bawah pengawasan BPOM dan telah memiliki sertifikat halal.

24