Home Internasional Korut Uji Coba Rudal Lagi Menjelang Pemilu di Korsel

Korut Uji Coba Rudal Lagi Menjelang Pemilu di Korsel

Pyongyang, Gatra.com – Korea Utara (Korut) melakukan uji coba rudal lagi yang diluncurkan ke laut di wilayah timur Semenanjung Korea pada Sabtu, (5/3/2022). Ini merupakan yang kesembilan kalinya tahun ini.

Tindakan ini dikhawatirkan mengganggu pemilu di Korea Selatan (Korsel) yang akan berlangsung beberapa hari lagi, tepatnya pada 9 Maret 2022. Hari ini, sebagian warga Negeri Ginseng sudah melakukan pemungutan suara lebih awal (early voting) demi memitigasi kondisi Covid-19 yang belum mereda di negara itu.

Baca Juga: Jepang - Korsel Kecam Korut Tembakkan Rudal Balistik Kedua

Uji coba rudal Korut di laut Korea menuai kecaman dari pemerintah Korsel. Dewan Keamanan Nasional (NSC) Korsel menyatakan bahwa peluncuran rudal balistik yang berulang-ulang tersebut melanggar perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea. NSC menambahkan bahwa Korsel akan memonitor secara ketat fasilitas nuklir dan rudal Korut.

Jepang dan Amerika Serikat (AS) juga tak ketinggalan mengecam Korut. AS bahkan mencurigai Korut akan menghendaki uji senjata besar-besaran di beberapa bulan mendatang.

“Kecepatan luar biasa yang Korut miliki dalam mengembangkan teknologi peluncuran rudalnya merupakan satu hal yang negara kami dan negara tetangga tak boleh abaikan,” ujar Menteri Pertahanan Jepang, Nobuo Kishi, seperti dilansir Reuters.

Baca Juga: Dewan Keamanan PBB akan Bersidang Bahas Rudal Hipersonik Korut

Sementara itu, AS mengecam Korut karena uji rudal terbaru ini dianggap sebagai pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB. Resolusi tersebut telah menetapkan larangan terhadap program senjata Korut.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Edward Price, mengatakan bahwa peluncuran rudal tersebut memperlihatkan ancaman yang bisa dimunculkan oleh kekuatan senjata yang dimiliki Korut saat ini ke negara-negara tetangga.

AS menyatakan kesediaannya untuk berunding dengan Korut. Akan tetapi, pihak Korut menyatakan bahwa perundingan hanya bisa terjadi apabila AS dan sekutu-sekutunya menghapus kebijakan-kebijakan jahat terhadap Korut.

78