Home Internasional Nekad, Editor Ini Demo Anti Perang Saat Siaran Langsung Berita Rusia

Nekad, Editor Ini Demo Anti Perang Saat Siaran Langsung Berita Rusia

Moskow, Gatra.com - Seorang editor berita di stasiun TV Channel 1 Rusia, nekad melakukan aksi demonstrasi dengan membentangkan kertas bertuliskan anti perang saat siaran berita sedang berlangsung.

Editor perempuan itu berdiri di belakang presenter berita yang sedang membaca naskah berita, dengan membentangkan sebuah kertas bertuliskan “Tidak ada perang! Hentikan perang! Jangan percaya pada propaganda, mereka berbohong pada kalian di siaran ini.”

Perempuan nekad ini, Marina Ovsyannikova, bekerja sebagai editor berita Channel 1. Dengan demikian, tentu mudah bagi Marina untuk bisa masuk ke studio televisi tersebut dan menjalankan aksinya, demikian dikutip dari BBC.

Tak hanya beraksi dengan tulisan, suara Marina juga terdengar sepanjang siaran berita berlangsung. “Katakan tidak pada perang! Hentikan Perang!”. Direktur Program berita tersebut akhirnya menghentikan siaran berita yang sedang berlangsung.

Sebelum aksi di tayangan langsung itu terjadi, Marina sudah merekam sebuah video dimana ia menyebut bahwa perang yang saat ini terjadi di Ukraina adalah sebuah kejahatan dan menyatakan dirinya malu bekerja pada apa yang dia sebut sebagai "Propaganda Kremlin.”

“Saya malu bahwa saya membiarkan diri untuk mengatakan kebohongan dari layar televisi. Saya malu bahwa saya membiarkan Rusia berubah menjadi zombi,” ujarnya dalam video tersebut.

Dia meminta orang-orang Rusia untuk melakukan aksi protes melawan perang, menyebutkan bahwa itu satu-satunya cara menghentikan kegilaan Kremlin.

Begitu identitas Marina diketahui publik, akun Facebooknya langsung banjir dukungan dan bahkan ucapan terima kasih atas keberaniannya, dalam berbagai bahasa: Inggris, Ukraina dan Rusia.

Sebagaimana diketahui, Kremlin sangat mengontrol stasiun televisinya dan juga media secara keseluruhan. Bahkan sejak melakukan invasi ke Ukraina, kontrol tersebut semakin ketat dan keras. Pada awal bulan ini, telah diterbitkan aturan baru yakni pelarangan siaran berita menyebutkan kata “invasi” melainkan harus dengan kalimat “operasi militer khusus” dan harus menggambarkan Ukraina sebagai “agresor yang diperintah oleh pemerintahan neo Nazi”.

Beberapa media independen akhirnya memilih tutup dan menghentikan kerja medianya setelah mendapatkan tekanan keras dari pemerintah, seperti stasiun radio Echo of Moscow dan juga sebuah channel tv online, TV Rain.

Aksi berani Marina ini berbuntut ia diperiksa dan ditahan pihak kepolisian.

 

201