Home Hukum Kasus Bunuh Anak Agar Nggak Hidup Susah di Brebes, Berikut Penjelasan Psikolog

Kasus Bunuh Anak Agar Nggak Hidup Susah di Brebes, Berikut Penjelasan Psikolog

Jakarta, Gatra.com- Sebuah kasus tragis terjadi ketika seorang Ibu bernama Kanti Utami (40) warga di Dukuh Sokawera RT 03 RW 02, Desa Tonjong, Brebes melakukan upaya pembunuhan kepada tiga anak kandungnya dengan alasan tak mau anaknya hidup susah.

Kanti diduga menggorok tiga anak kandungnya, yakni KSZ (10), ATR (7) dan E (5) menggunakan pisau. Salah satu di antaranya, yaitu ATR ditemukan tewas dengan luka di bagian leher. Sedangkan kakak dan adik bocah malang itu mengalami luka-luka.

Menurut Psikolog Klinis Universitas Islam Bandung (Unisba), Stephanie Raihana dapat dipastikan Kanti mengalami gangguan kejiwaan depresi. "Jika dilihat dari informasi, beberapa indikasi awal mengalami gangguan kejiwaan depresi," katanya kepada Gatra.com, Selasa (22/3).

Beberapa hal yang menyebabkan depresi tersebut, lanjut dia, ada kemungkinan ia mengalami traumatik di masa lalu, seperti dari kecil di kurung misalnya. Kemudian ada indikasi kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), seperti misal dibentak suami.

Faktor lain yang membuat Kanti depresi, lanjut Raihana adalah masalah kesulitan ekonomi. "Ada kesulitan ekonomi juga karena tidak bisa bayar kontrakan," ungkapnya.

Hal lainnya, menurut dia, Kanti juga tidak memiliki kemampuan adaptasi sosial yang baik, seprti tertutup dengan lingkungan sekitar. Lalu pemikiran irasional juga muncul dipicu frustrasi, sehingga akhirnya berpikir dengan membunuh adalah sebagai upaya menyelamatkan anak.

Menurut Riahana, depresi harusnya bisa dihindari dengan penanganan yang tepat. Misal di level individu adalah kemampuan individu untuk mengatur emosi dikala stress serta mempertahankan rasionalitas, yang bisa dilakukan melalui konseling dan psikoterapi misalnya.

Kedua, dukungan sosial seperti bantuan dari pihak keluarga dan warga misalnya. "Yakni untuk membantu kesulitan yang dihadapi individu, secara finansial atau dukungan emosional untuk menguatkan mental," papar Raihana.

Hal lainnya adalah pendekatan spiritual dan norma agama. "Masalah yang dihadapi untuk penguatan jiwa oleh Tuhan bahwa  membunuh adalah dosa misalnya," pungkas Raihana.

266